JABAR EKSPRES – Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, setelah viral sepasang pelajar SMA di Garut diduga melakukan tindakan tak senonoh di dalam sebuah masjid.
Insiden tersebut terekam dalam video viral berdurasi 23 detik yang kini tengah viral di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter (X) dan TikTok. Seiring dengan penyebarannya yang begitu cepat, netizen kini berburu link asli video yang menampilkan aksi tersebut.
Peristiwa yang terjadi pada pagi hari, Selasa, 29 April 2025, itu langsung mengundang perhatian publik. Dalam video amatir yang beredar luas, terlihat jelas dua remaja yang mengenakan seragam SMA sedang melakukan tindakan yang sangat tidak pantas di dalam masjid, sebuah tempat ibadah yang seharusnya di hormati. Tak pelak, video ini memicu kemarahan di kalangan warganet yang menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran moral yang sangat serius.
Dalam unggahan yang tersebar, tampak emosi warga sekitar yang merasa terkejut dan geram melihat kejadian tersebut. Banyak dari mereka yang mengecam keras tindakan kedua pelajar itu karena telah merusak kesucian tempat ibadah. Beberapa netizen bahkan secara terbuka mencari dan membagikan link asli video tersebut, yang semakin memperburuk suasana.
Baca Juga: Link Viral Video 2 Menit 47 Detik Warung Madura Baju Kuning Bikin Publik Penasaran, Kenapa?
Terkait dengan video viral ini, pihak kepolisian setempat segera turun tangan. Kapolsek Pasirwangi, Iptu Wahyono Aji, telah mengonfirmasi bahwa insiden tersebut memang terjadi di wilayahnya. Meskipun belum memberikan rincian lengkap tentang kronologi kejadian, Iptu Aji menyatakan bahwa kasus ini telah di limpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Garut untuk diproses lebih lanjut.
“Kasus ini sedang kami tangani dengan serius, dan kami pastikan bahwa proses hukum akan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelas Iptu Aji.
Masyarakat sekitar, terutama yang tinggal di Desa Padamulya dan Kecamatan Pasirwangi, sangat mengecam tindakan dua pelajar tersebut. Deden Sutarwan, Kepala Desa Padamulya, menegaskan bahwa kedua pelaku bukan berasal dari desa mereka. Meskipun demikian, tindakan mereka tetap mendapat perhatian besar dari warga setempat, yang mendesak agar pihak berwajib memberikan hukuman tegas.