JABAR EKSPRES – Ada kesalahpahaman makna pengucapan ‘Insya Allah” di masyarakat, yang banyak dimaknai sebagai basa basi ketika seseorang merasa tidak yakin akan menjanjikan melakukan suatu hal.
Padahal Ucapan “Insya Allah” (إِنْ شَاءَ اللَّٰهُ) dalam bahasa Arab berarti “jika Allah menghendaki” atau “dengan izin Allah”.
Namun yang terjadi, ketika seseorang mengucapkan “Insya Allah,” banyak yang beranggapan bahwa orang tersebut tidak akan melakukan apa yang dikatakannya.
Seharusnya, ketika seseorang mengucapkan hal tersebut, kita sebaiknya berbaik sangka, bahwa segala sesuatu yang akan terjadi kelak kemudian hari tidak ada manusia yang tahu, sehingga ucapan tersebut sebagai bentuk kepasrahan kita kepada kehendak Allah.
Baca juga : Bacaan Sholawat Jibril Lengkap, Amalkan Tiap Usai Sholat Subuh Insyaallah Kekayaan Berlimpah Ruah
Karena segala sesuatu yang kita rencanakan, jika tidak diridhoi oleh Allah, maka tidak akan terlaksana. Dan ucapan Insya Allah sekaligus sebagai doa, agar Allah mengijinkan dan meridhoi apa yang kita rencanakan. Karena segala sesuatu di masa depan bergantung pada kehendak Allah
Dalam salah satu tulisan Ustaz Yulian Purnama hafizhahullah, menyebutkan, sesungguhnya, ucapan Insyaallah sudah dianggap janji, tidak boleh sengaja mengingkarinya. Imam Al Auza’i rahimahullah mengatakan:
الوعد بقول: إن شاء الله، مع اضمار عدم الفعل نفاق
“Berjanji dengan mengucapkan ‘Insyaallah’, sambil meniatkan dalam hati untuk tidak melakukannya, ini adalah kemunafikan” (Jami’ Al Ulum wal Hikam, 2/482).
Maka mengingkari janji adalah bentuk nifaq(kemunafikan) walaupun disamarkan dengan perkataan Insyaallah.
Yang beliau maksudkan adalah nifaq ‘amali yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Namun tetap saja ini perbuatan yang sangat tercela karena disebut sebagai kemunafikan.
Sebagaimana hadits dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
في المنافقِ ثلاثٌ ، إذا حدَّث كذبَ ، و إذا وعد أخلفَ ، وإذا ائتُمِنَ خانَ
“Ada 3 sifat orang munafik: [1] jika ia bicara, ia berdusta, [2] jika ia berjanji, ia ingkar janji, [3] jika ia diberi amanah, ia berkhianat”
(HR. Al Bukhari dalam At Tarikh Al Kabir [8/386], Ibnu Hibban no. 256, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 1998).
baca juga : Doa Walimatussafar Haji, Tuntunan untuk Tasyakuran Calon Jamaah Haji
Jika berjanji, walaupun dengan ucapan ‘Insyaallah’, maka wajib ditepati. Jika tidak sanggup maka jangan berjanji, dan hendaknya ucapkan ‘tidak’ sejak awal.