Pemkot Bandung Siap Tindak Tegas Pungutan Ilegal Retribusi Sampah di Pasar Gedebage

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Bandung akhirnya turun tangan dalam menangani krisis pengelolaan sampah di Pasar Gedebage, setelah tumpukan sampah di lokasi tersebut mencapai 1.120 meter kubik dan terus bertambah sekitar 20 ton setiap harinya.

Wali Kota Bandung, Farhan, menyampaikan bahwa pihaknya langsung terjun ke lapangan untuk melihat kondisi terkini. Ia memastikan bahwa penanganan darurat sedang dilakukan dengan bantuan tambahan alat berat dan personel dari Pemprov Jawa Barat.

“Alhamdulillah, sudah ada solusi. Seluruh sampah akan diangkut dengan ritase truk yang tersedia,” ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Senin (28/4).

Kondisi semakin memprihatinkan karena sebagian besar alat pengolahan sampah di pasar tersebut tidak berfungsi. Mesin pengolah rusak, biodigester mati, hingga sistem pencacahan berhenti total.

Lebih mengejutkan lagi, muncul dugaan pungutan liar terhadap pedagang pasar. Retribusi pengelolaan sampah tetap dipungut meski tidak ada proses pengolahan yang berjalan. Pemkot pun berjanji akan menindak tegas praktik tersebut.

“Kita tidak bisa membiarkan ini terus berlangsung. Penegakan hukum akan dilakukan bekerja sama dengan Polrestabes Bandung. Laporan resmi sudah disiapkan oleh PD Pasar,” tegas Farhan.

Dari audit awal, kerugian yang ditimbulkan akibat praktik ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah sejak Desember 2024. Dengan iuran sebesar Rp5.000 per hari dari sekitar 700 pedagang, potensi perputaran uang bisa mencapai Rp3,5 juta per hari atau lebih dari Rp100 juta per bulan.

“Walaupun belum final, indikasi ini harus ditindaklanjuti serius. Dugaan korupsi dalam pengelolaan sampah tidak bisa dibiarkan,” tambahnya.

Sebagai langkah korektif, Pemkot Bandung akan mengambil alih penuh pengelolaan sampah di Pasar Gedebage. Nantinya, pengelolaan akan dijalankan langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Sumber Daya Air Kota Bandung, bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat.

Dalam penanganan darurat ini, dibutuhkan waktu dua hingga tiga hari untuk mengangkut seluruh tumpukan sampah dengan sekitar 40 ritase truk per hari menuju TPA Sarimukti. Farhan juga mengingatkan bahwa proses pengangkutan harus ekstra hati-hati karena tumpukan sampah berpotensi menghasilkan gas metana.

“Kami mengajak warga untuk bersabar. Penanganan ini demi kebaikan bersama,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan