JABAR ESKPRES – Istilah Sakaratul maut pasti sudah banyak orang mendengarnya. Yang terlintas di kepala saat mendengarnya pastilah buah kematian.
Sakaratul maut adalah proses perpisahan dimana ruh akan meninggalkan jasadnya. Dimana prosesnya akan berbeda pada setiap orang. Namun semua pasti akan merasakan sakitnya.
Dilansir dari tulisan Dr. Muhammad bin Abdul Aziz bin Ahmad Al’Ali, maksud dari sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasau akal sehatnya.
baca juga : Dikabarkan Sakit Misterius, Kiwil Ternyata Hanya Alami Sakaratul Maut
“Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, Sehingga manusia sadar, Yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah HAKIKAT KEIMANAN sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian.
Di antara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi perpisahan jasad dengan ruhnya, Firman Allah :
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya“. [Qaaf/50: 19]
Juga ayat :
كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ {26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau“.
[Al Qiyamah/75: 26-30].
Syaikh Sa’di menjelaskan : “Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan keadan orang yang akan tercabut nyawanya, Bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan), Maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (Ia) mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan.
Baca juga : Contoh Naskah Khutbah Jumat Tentang Cara Efektif Mengingat Kematian
Karena itu Allah Berfiman :
“Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang akan menyembuhkan ?” artinya siapa yang akan meruqyahnya dari kata ruqyah.
“Pasalnya, Mereka telah kehilangan segala terapi umum yang mereka pikirkan, Sehingga mereka bergantung sekali pada terapi ilahi. Namun qadha dan qadar jika datang dan tiba, MAKA TIDAK DAPAT DITOLAK. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia.