Jeje Ritchie Pastikan Bakal Tanggulangi Limbah Kohe yang Cemari Kanal Tjibarani

JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memastikan bakal menangani persoalan limbah kotoran hewan (kohe) yang selama ini mencemari sejumlah aliran sungai di Kawasan Bandung Utara (KBU).

Sekedar diketahui, peternak sapi di wilayah utara seperti Lembang dan sekitarnya masih membuang kohe ke aliran sungai. Dampaknya, limbah kotoran hewan tersebut mencemari aliran sungai Kanal Tjibarani.

Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail mengatakan, persoalan limbah kotoran hewan oleh peternak sapi perah harus diatasi bersama. Sebab, kebiasaan buang kohe ke aliran sungai sudah terjadi sejak puluhan tahun.

“Jangan hanya melihat ternak sebagai penghasil limbah, pandanglah ia sebagai sumber daya multidimensi yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan secara optimal, demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” kata Jeje saat ditemui, Jumat (25/4/2025).

BACA JUGA: Antisipasi Wabah Penyakit Serang Ternak, Pemkab Bandung Barat Bentuk Satgas Penanganan PMK

Menurutnya, untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemkab Bandung Barat telah menyiapkan tiga kebijakan, salah satunya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah kotoran ternak yang baik.

“Selain itu kami akan mempersiapkan untuk membangun unit pengolahan limbah komunal yang mengubah kotoran hewan menjadi pupuk dan biogas. Terakhir adalah peningkatan pengawasan terhadap pengelolaan limbah secara berkala,” jelasnya.

Ia menambahkan, untuk membuat tempat pengolahan limbah kotoran hewan, Pemkab Bandung Barat saat ini masih melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Pasalnya, pemerintah masih terkendala lahan untuk penampungan kohe secara komunal.

Langkah-langkah tersebut disebutkan Jeje perlu dilakukan lantaran di KBB khususnya di wilayah Parongpong, Cisarua dan Lembang merupakan sentra peternakan sapi perah. Hingga saat ini Pemkab Bandung Barat mencatat ada sebanyak 26.723 ekor sapi perah yang dimiliki oleh perorangan.

Lebih lanjut, Jeje menekankan bahwa sektor peternakan sapi perah memiliki potensi ekonomi yang lebih luas daripada hanya produksi susu. Daging, jeroan, kulit, tulang, bahkan kotoran dan urin sapi perah, dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis.

BACA JUGA: Ridwan Raharja Resmi Jabat Plh Bawaslu Bandung Barat Gantikan Riza Nasrul Falah

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan