Alih Fungsi Lahan di Kota Bandung jadi Ancaman Ketahanan Pangan

JABAR EKSPRES – Ketahanan pangan di Kota Bandung menghadapi ancaman serius akibat pesatnya alih fungsi lahan pertanian.

Manajer Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Hannah, menegaskan bahwa kondisi ini harus menjadi perhatian utama.

“Kalau bicara ketahanan pangan di Kota Bandung, ini perlu mendapat perhatian khusus. Bisa dibilang terancam karena 95 persen pasokan berasal dari luar kota, dan tidak mudah menunaikan ketahanan pangan dengan kondisi seperti ini,” ujar Hannah kepada Jabar Ekspres, Rabu (12/2).

Ia menyoroti bahwa alih fungsi lahan dan penyusutan area persawahan semakin memperburuk situasi, terutama dengan masifnya pembangunan infrastruktur.

Padahal, sawah tidak hanya berfungsi sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai ruang terbuka hijau yang berperan dalam keseimbangan lingkungan.

“Bandung Timur sebagai sentral wilayah sawah di Kota Bandung perlu dilakukan moratorium atau penghentian izin investasi perumahan. Ini jelas mengancam status sawah yang tersisa,” tegasnya.

Lebih lanjut, Hannah menjelaskan bahwa pergeseran fungsi lahan ini memiliki dampak luas. Selain berpotensi menyebabkan lonjakan harga pangan yang memicu instabilitas sosial dan ekonomi, perubahan ini juga berdampak pada lingkungan, terutama dalam hal daya serap air dan pengelolaan limbah alami.

BACA JUGA: Pertanian Kota Bandung Terdesak Beton, Ketahanan Pangan dalam Ancaman

“Kestabilan politik juga bisa terganggu karena harga pangan yang tidak stabil. Ketika harga beras naik, bisa muncul goncangan sosial. Ini belum bicara soal lingkungan hidup yang ikut terdampak,” katanya.

Menurut Hannah, pemerintah perlu mengambil langkah konkret dalam melindungi lahan pertanian yang tersisa. Kebijakan yang mempertahankan kawasan pertanian harus diperkuat, termasuk dengan regulasi yang jelas untuk mencegah alih fungsi lahan lebih lanjut.

“Alih fungsi lahan ini berisiko menyebabkan kerusakan lingkungan. Area resapan air dan penampung limbah alami semakin hilang. Jadi, kebijakan yang mempertahankan kawasan pertanian itu sangat penting,” ujarnya.

Ia juga menekankan perlunya strategi peningkatan kesejahteraan petani agar mereka tetap bertahan di sektor pertanian.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat koperasi daerah agar petani memiliki kedaulatan dalam menentukan harga dan distribusi hasil panen mereka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan