JABAR EKSPRES – Ketua Komisi III DPRD Kota Banjar, Cecep Dani Sufyan, menyatakan bahwa pihaknya akan meminta penjelasan terkait rencana penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2025 yang diterima oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Kota Banjar dalam rapat kerja mendatang. Hal ini disampaikan dalam rangka evaluasi anggaran dan realisasi efisiensi keuangan daerah.
“Kami akan menanyakan terkait anggaran DAU pada rapat kerja nanti. Kami masih menunggu realisasi efisiensi dan bagaimana penggunaannya bagi keuangan daerah. Besaran anggaran, rencana kegiatan, dan regulasinya akan kami evaluasi secara objektif,” ujar Cecep Dani Sufyan, Selasa (11/2).
Selain itu, Cecep juga menyoroti hasil Rapor Pendidikan Kota Banjar tahun 2024. Meskipun Kota Banjar meraih nilai terbaik se-Jawa Barat dengan skor 88,22 dan mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan serta Gubernur, ia menekankan bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, terutama di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Di tingkat PAUD, masih ada persoalan akreditasi karena banyak tenaga pendidik yang seharusnya berpendidikan S1, namun masih banyak yang berpendidikan D3 bahkan SLTA. Ini harus menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan SDM di tingkat PAUD,” jelasnya.
Cecep mengapresiasi kinerja Pemerintah Kota Banjar dan Disdik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Namun, ia menegaskan bahwa prestasi tersebut tidak boleh membuat semua pihak berpuas diri. “Kita harus melihat rapor pendidikan secara objektif, mengevaluasi hal-hal yang perlu ditingkatkan, bahkan yang sudah baik pun harus terus ditingkatkan,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar lembaga PAUD bersama Pemerintah Kota (Pemkot) mengelola tenaga pendidik dengan lebih baik, misalnya dengan tidak lagi menerima guru yang tidak linier bidang pendidikannya.
Bagi guru yang sudah ada, perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas melalui program upgrading, pemberian stimulan, atau bahkan beasiswa kuliah.
“Di sini diperlukan keberpihakan anggaran dan political will dari kepala daerah,” tegas Cecep.
Selain itu, Cecep juga menyoroti masalah Anak Tidak Sekolah (ATS) yang masih menjadi tantangan di Kota Banjar.