BI Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif di Tahun 2025

JABAR EKSPRES – Bank Indonesia (BI) optimis kinerja perekonomian Indonesia tahun ini akan terus tumbuh positif dibandingkan tahun 2024.

“Pertumbuhan (tahun ini) kami perkirakan antara 4,7 sampai 5,5 persen dan akan naik di tahun depan 4,8 sampai 5,6 persen. Pertumbuhan akan naik dalam dua tahun ini dan terus akan naik lebih tinggi ke tahun-tahun depan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam “Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2024,” di Jakarta, Rabu (22/1/2025).

Selain itu, BI juga optimis bahwa inflasi akan terkendali 2,5 plus minus 1 persen. Rupiah akan terus dijaga stabil supaya ekonomi Indonesia terus tumbuh. Penyaluran kredit didorong untuk bisa tumbuh antara 11 sampai 13 persen. Kemudian, digitalisasi ekonomi Indonesia akan terus berlanjut.

BACA JUGA: Waskita Optimis Dua Bendungan Siap Dongkrak Swasembada Pangan

“Kami optimis bahwa Indonesia bersatu, bersinergi. Tidak hanya stabil tapi juga tumbuh lebih tinggi di tengah gejolak global dan geopolitik yang terus berlanjut. Kita tetap waspada terhadap berbagai gejolak global, tapi kita harus membangun optimism untuk bersama kita maju ke depan,” kata Perry.

Arah kebijakan Bank Indonesia akan terus diarahkan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Pada Rapat Gubernur (RDG) Januari 2025, BI menurunkan suku bunga sebesar 25 basit point (bps) menjadi 5,75.

BACA JUGA: Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Kemendag Tergetkan Ekspor Naik 7,1 Persen

Perry juga menyampaikan, langkah ini diambil karena bank sentral yakin inflasi rendah dan BI perlu ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Kami terus mencermati ruang gerak bagaimana nanti bisa penurunan suku bunga tentu saja dengan melihat dinamika data dependen yang ada,” ujar Perry.

Ia kembali menegaskan bahwa BI akan terus berkomitmen untuk terus menjaga kualitas nilai tukar rupiah. BI juga akan terus meningkatkan likuiditas bagi perbankan untuk menyalurkan kredit, termasuk Kebijakan Intensif Likuiditas Makroprudensial (KLM) ke sektor-sektor prioritas.

BACA JUGA: Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Ungkap Dapat Berikan Manfaat pada UMKM

“Rp295 triliun (insentif KLM) kami sudah salurkan kepada perbankan untuk sektor-sektor prioritas,”ujarnya.

Tidak hanya itu, BI terus mendorong digitalisasi di bidang ekonomi keuangan, mikro maupun transaksi keuangan pemerintah, serta kebijakan-kebijakan lainnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan