Dewan Pers hingga SPS Jabar Sorot Integritas Media di Tengah Disrupsi Digital

Suhendrik, Direktur Bisnis Disway National Network dan Sekretaris SPS Jawa Barat, menyampaikan materi saat mengisi seminar di Auditorium Gedung Dekanat Unisba, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Selasa (21/1). Dalam acara seminar yang diinisiasi oleh mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Unisba 2023 itu mengusung tema bertajuk Ekosistem Informasi Yang Sehat, Meningkatkan Kualitas Karya Jurnalistik. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Suhendrik, Direktur Bisnis Disway National Network dan Sekretaris SPS Jawa Barat, menyampaikan materi saat mengisi seminar di Auditorium Gedung Dekanat Unisba, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Selasa (21/1). Dalam acara seminar yang diinisiasi oleh mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Unisba 2023 itu mengusung tema bertajuk Ekosistem Informasi Yang Sehat, Meningkatkan Kualitas Karya Jurnalistik. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Seminar bertajuk ‘Ekosistem Informasi yang Sehat, Meningkatkan Kualitas Karya Jurnalistik’ yang digelar di Auditorium Dekanat Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Selasa, 21 Januari 2025, mengupas tuntas tantangan dunia media di era disrupsi digital.

Para narasumber menggarisbawahi urgensi menjaga profesionalisme wartawan dan keberlanjutan industri media. Ketua Komisi Penelitian, Pendataan, dan Ratifikasi Pers Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro, menyampaikan pentingnya menjaga Kode Etik Jurnalistik (KEJ) sebagai fondasi utama dalam menghadapi tantangan digitalisasi.

“Kecepatan informasi tidak boleh mengorbankan akurasi dan verifikasi. Media harus tetap disiplin menjaga kredibilitas,” ujarnya.

Baca Juga:Dukung Penertiban Tambang Ilegal, Dewan Jabar Dapil Subang: Demi Kepentingan MasyarakatViral di Medsos, Komplotan Pencuri Berhasil Diamankan Warga usai Terjebak di Jalan Buntu

Sementara itu, Suhendrik, Direktur Bisnis Disway National Network dan Sekretaris SPS Jawa Barat, menyoroti kondisi industri media yang semakin memprihatinkan. “Industri media sedang tidak baik-baik saja. Banyak perusahaan media yang bertahan dalam kondisi sulit, sementara wartawan justru terlihat makmur,” ungkapnya.

Dirinya menyebut fenomena ini sebagai ketimpangan dalam ekosistem media yang perlu segera diperbaiki. Suhendrik menegaskan pentingnya inovasi dan adaptasi untuk menghadapi tantangan.

Dia pun menyebut Dewan Pers perlu memperhatikan bagaimana profesi ini dapat terus berevolusi. Hal ini diupayakan agar sesuai dengan tuntutan zaman.

0 Komentar