Ini Respon Farhan Soal Bandung Kota Termacet No 12 Dunia!

JABAR EKSPRES – Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan merespon hasil survei Bandung jadi kota termacet nomor 12 di dunia. Survei itu dilakukan oleh Tom Tom Traffic.

Indeks kondisi lalu lintas itu dilakukan kepada 500 kota di 62 negara dan 6 benua. Hasilnya, Bandung menempati urutan ke-12 sebagai kota termacet. Mengalahkan Jakarta yang kini di peringkat 90.

Farhan berpendapat, solusi mengatasi macet salah satunya adalah dengan menggerakkan masyarakat agar mau memakai transportasi publik. Tapi hal itu memiliki tantangan besar.

BACA JUGA:Atasi Kemacetan, Dishub Kaji Pembangunan Flyover di Bojongsoang

“Biaya yang dikeluarkan (naik transportasi publik.red) lebih mahal dari pada naik motor (kendaraan pribadi.red),” ujarnya saat ditemui di Gedung Sate, Kamis (16/1/2025).

Farhan melanjutkan, kondisi itu bakal menjadi perhatiannya ketika memimpin Bandung nanti. “Itu jadi perhatian. Bagaimana mengembangkan sebuah
skema subsidi yang membuat naik kendaraan umum jadi lebih murah,” cetusnya.

Menurut Farhan, konsep itu juga harus diadaptasikan dengan teknologi terkini. Selain itu juga berkaitan dengan langkah strategis pengembangan Transit Oriented Development (OTD). Gagasan itu bakal dikembangkan khususya di wilayah Bandung Timur. “OTD ini kan akan ada di Bandung Timur. Apakah di Gedebage, apakah di Tegalluar, apakah di mana tapi yang pasti daerah situ,” cetusnya.

BACA JUGA:16 Titik Rawan Macet di Kota Bandung Selama Tahun Baru, Catat Lokasinya

Harapanya pengembangan OTD itu tidak hanya berfungsi sebagai pengembangan wilayah. Tapi juga dalam hal integrasi transportasi. Itu juga bagian dari upaya memecah kemacetan di Kota Bandung.

Farhan menegaskan, menuntaskan masalah kemacetan di Bandung tidak cukup dalam 100 hari kerja. Tapi ia menjanjikan bakal mempriortaskan untuk menuntaskan masalah itu.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin juga merespon terkait hasil indeks tersebut. Ia menjelaskan, kalau dukungan dari provinsi salah satunya adalah pengoptimalan Metro Jabar Trans (MJT). “Dari Pemprov kan membantu dengan MJT. Dan juga kami masih berusaha untuk KRL untuk Bandung Raya,” cetusnya.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan