Berdasarkan data Sensus Pertanian 2023 yang dilakukan BPS, di Kecamatan Nagreg tercatat ada 3.753 rumah tangga usaha pertanian. Mereka tersebar dalam berbagai kategori umur, di antaranya ada 19 kelompok umur 15-24 tahun, 289 kelompok umur 25-34 tahun, 690 kelompok umur 35-44 tahun, 988 kelompok umur 45-54 tahun, 989 kelompok umur 55-64 tahun dan 778 kelompok umur 65 ke atas.
Lalu, jumlah usaha pertanian perorangan sub sektor tanaman pangan juga terbanyak di Kecamatan Nagreg. Tercatat di angka 2.955 unit.
Jagung dari Kecamatan Nagreg ini tentunya jadi salah satu penyumbang produksi jagung di Jawa Barat. Tercatat produksi jagung Jawa Barat pada 2024 ada di angka 596.508,76 ton. Angka itu naik jika dibanding 2023 yang ada di 577.185,49 ton.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi sependapat bahwa sektor pertanian di Jawa Barat perlu digenjot dengan berbagai inovasi. Itu untuk mendongkrak produksinya mengingat potensi yang cukup besar.
BACA JUGA: Fokus pada Swasembada Pangan, Mentan akan Permudah Benih untuk Petani
Potensi itu misalnya terlihat dari data Luas panen dan produksi yang dicatat BPS. Di 2023, luas panen padi di Jabar ada di angka 1,662 juta hektar. Dengan produksi di angka 9,095 juta ton. Lalu untuk lahan tegal atau kebun 2022 di angka 545.367,8 hektar. Lahan ladang atau huma ada di 161.759,6 hektar. Dengan lahan lahan yang sementara tidak diusahakan di angka 25.891,2 hektar.
Acuviarta menguraikan, masalah pertama petani adalah dari sisi finansial. Sejauh ini dukungan finansial terhadap petani cukup terbatas. Tidak banyak pihak perbankan yang mau mengkucurkan kredit kepada kaum petani. “Kalau bank kan alasanya karena terlalu beresiko. Ketika mau beri kredit,” jelasnya.
Acuviarta melanjutkan, masalah berikutnya yang dialami petani adalah soal distribusi hasil panen. Selama ini petani cenderung mengandalkan pola distribusi klasik. Seperti memanfaatkan tengkulak.
lalu yang tak kalah penting adalah informasi dan manajemen tanam. Selama ini petani hanya mengandalkan pengalaman untuk menentukan waktu tanam dan benih terbaik yang ditanam. Makanya berbagai program dan inovasi untuk mendongkrak produksi pertanian seperti Program Makmur patut untuk dikembangkan.(son)