JABAR EKSPRES – Cendekiawan Muslim Prof. Nadirsyah Hosen dari Monash University, Australia, meminta para mahasiswa untuk tidak menerima mentah-mentah ajakan boikot terhadap produk-produk yang disebut-sebut terafiliasi Israel melalui media sosial. Dia berharap mahasiswa harus bersikap selektif dalam menyikapinya.
“Sebagai mahasiswa harus bersikap kritis dalam menyikapinya. Jangan hanya ikut-ikutan emosi dan larut dalam euforia untuk boikot saja,” ujar Gus Nadir, sapaan akrabnya, saat menjadi narasumber dalam sebuah seminar di aula FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung, baru-baru ini.
Dia mengutarakan dalam Fatwa MUI juga tidak pernah disebutkan kata-kata boikot sama sekali.
Yang disebutkan itu adalah mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dari agresi Israel dan ini yang ditafsirkan beberapa pihak sebagai boikot produk.
“Jadi, sebenarnya tidak ada hukumnya untuk memboikot suatu produk tapi ternyata tidak ada kaitannya dengan afiliasi Israel, dan malah membuat kesengsaraan baru bagi masyarakat yang terkena PHK karena adanya ajakan boikot tersebut,” katanya.
Menurutnya, website-website yang dibuat untuk membuktikan produk-produk itu terafiliasi Israel atau tidak juga berbeda-beda outputnya baik dengan atau tanpa alasan atau penjelasan.
Tapi, intinya menurut Gus Nadir, data produk-produk yang terafiliasi Israel itu sudah dimasukkan terlebih dahulu.
Dan dari hasil penelitian yang dilakukannya, ternyata siapa saja bias memasukkan data produk dan alasannya di website tersebut.
“Jadi, saat kita memasukkan nama sebuah produk, jika itu ada dalam daftar, ya jelas hasilnya juga menunjukkan bahwa produk itu terafiliasi Israel,” ucapnya.
Dia juga mempertanyakan pihak-pihak yang mengkategorikan produk itu terafiliasi Israel hanya karena produk itu dijual di sana.
“Memang tidak boleh berbisnis di Israel? Kan belum tentu orang yang buka toko atau usaha di sana pasti mendukung atau setuju dengan agresi Israel?” katanya.
Karenanya, dia meminta agar sebagai mahasiswa bisa mengkritisi hal-hal seperti ini dan jangan malah masuk kepada euforia boikotnya.
“Kita tidak menolak untuk boikot asal memang itu benar-benar terafiliasi Israel. Tapi, jangan sampai karena kebencian terhadap satu produk malah merugikan bangsa sendiri,” tandasnya.