94,5 persen Pasokan Pangan Dikirim dari Wilayah Lain, Kota Bandung Rentan Alami Fluktuasi Harga

JABAR EKSPRES – Jelang akhir tahun, stabilitas harga pangan di Kota Bandung rentan alami fluktuasi harga. Hal ini berkenaan dengan Kota Kembang yang sangat bergantung pada wilayah lain terkait pasokan berbagai komoditi pangan.

Diketahui, Kota Bandung sangat bergantung pada pasokan dari luar kota hingga 94,5 persen. Menurut Akademisi sekaligus Pengamat Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia, Adib Sultan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung harus selalu siaga menyikapi jal ini.

Menurutnya, sewaktu-waktu fluktuasi harga bakal terjadi berkenaan dengan supply demand yang tak termonitoring ditiap pasar Kota Kembang.

“Ketika kita bergantung pada wilayah lain, ini sangat rentan mengalami fluktuasi. Ketika permintaan pasar jauh lebih besar dari persediaan. Ini tentunya akan mengalami kenaikan harga,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (11/11)

BACA JUGA: Silang Pendapat Warga Gedebage Soal Efektivitas Kolam Retensi

Adib menyampaikan, fluktuasi harga bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari biaya produksi yang mengalami kenaikan, berkurangnya pasokan, hingga permainan harga dari pihak pihak produsen.

Maka dari itu, dirinya meminta agar Pemkot Bandung bisa terus memonitoring ketersediaan pasokan pangan di pasar-pasar Kota Kembang.

“Faktornya kan banyak. Entah dari biaya produksi, gagal panen, regulasi pemerintah, dan dari produsen itu sendiri. Maka dari itu penting untuk selalu ngecek berkala terkait ketersediaan stok pangan agar hal seperti ini bisa diminimalisir,” ungkapnya.

Sementara itu, Pj Sekda Kota Bandung, Dharmawan meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menerapkan kebijakan strategis dalam memperkuat stabilitas harga pangan.

“Di antaranya dengan pengembangan infrastruktur dasar dan pasar, serta kolaborasi lintas daerah dan operasi pasar di titik strategis termasuk melalui program Buruan SAE yang mendukung sistem pertanian lokal,” ujarnya.

BACA JUGA: Aplikasi Penghasil Uang Terbaru yang Bikin Auto Cuan di Akhir Tahun 2024!

Menurut Dharmawan, hal ini penting untuk meminimalisir segala bentuk resiko mulai dari fluktuasi harga pangan, agar tidak mempengaruhi terjadinya inflasi di Kota Bandung.

“Perlunya perhatian terhadap beberapa faktor risiko, seperti fluktuasi harga pangan, situasi sosial-politik menjelang Pilkada, biaya transportasi, dan komoditas lainnya yang dapat mempengaruhi inflasi,” pungkasnya. (Dam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan