Dirjen Kemendikbudristek: Investasi Pengetahuan Jadi Kunci Keberlanjutan Pariwisata di Bali

JABAR EKSPRES – Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilman Farid, menekankan pentingnya investasi dalam ilmu pengetahuan, riset, dan preservasi untuk keberlanjutan sektor pariwisata.

“Untuk mengembangkan sustainable dan quality tourism, ada syarat yang harus dipenuhi, investasinya mungkin selama ini lebih banyak ke fisik,” ujar Hilman Farid dalam konferensi pers World Water Forum Ke-10 di Bali, Selasa (21/5).

Hilman menyebutkan bahwa pariwisata di Bali masih sering diukur dengan jumlah kunjungan wisatawan, sehingga investasi fisik menjadi prioritas utama. Namun, pendekatan ini berpotensi mengikis kearifan lokal masyarakat akibat perkembangan industri dan tekanan populasi yang meningkat.

“Tadi dalam forum dibilang semakin sedikit anak di Bali yang mau jadi petani dan salah satunya karena prospek yang lemah. Kalau tidak diselamatkan cepat-cepat, ini akan tergerus habis,” katanya.

Baca juga: Anggota Komisi X DPR RI Kritik Sesditjen Dikti Terkait Pernyataan Kuliah Sebagai Kebutuhan Tersier

Oleh karena itu, Hilman mendorong agar investasi di kawasan wisata diarahkan pada pengembangan ilmu pengetahuan, riset, dan preservasi pengetahuan lokal untuk masyarakat setempat.

“Kalau misalnya sekarang investment di Bali ini untuk mendukung sektor kepariwisataan, justru diarahkan pada SDM pengetahuan dan seterusnya. Ini adalah jalan yang sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pariwisata di masa mendatang bisa berjalan,” ujarnya.

Hilman menegaskan bahwa upaya melestarikan pariwisata harus ditentukan oleh tipe investasi yang sesuai dengan karakteristik daerah tersebut.

“Menurut saya, investasi dalam pengetahuan, riset, dan sains sangat krusial untuk mendukung keberlanjutan pariwisata kita,” tutupnya.

Baca juga: BNPT: World Water Forum Ke-10 Berjalan Lancar dan Aman

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan