Netanyahu Tunda Penyerbuan ke Rafah, Usai Iran Luncurkan Rudal dan Drone ke Arah israel

Jabar Ekspres – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah putuskan untuk menunda invasi darat ke kota Rafah di selatan Jalur Gaza, menurut laporan lembaga penyiaran publik negara melalui Antara, Minggu (14/4).

Penundaan tersebut terjadi setelah menyusul serangan balasan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Iran terhadap Israel.

Iran meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone ke arah Israel pada Sabtu malam (13/4). Tel Aviv mengaku telah mencegat sebagian besar dari rudal dan drone tersebut.

Serangan yang belum pernah terjadi tersebut itu merupakan respons terhadap serangan rudal pada 1 April yang menargetkan konsuler kedutaan Iran di Damaskus, yang menewaskan beberapa komandan militer Iran.

BACA JUGA: Jojo Raih Mahakota Juara Badminton Asia Championship 2024

Pada 7 Oktober 2023 Israel telah melancarkan serangan militer di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan oleh Hamas, yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Terhitung lebih dari 33.700 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, selain kehancuran massal dan kondisi kelaparan.

Netanyahu bersikeras untuk menyerang Rafah karena dirinya mengeklaim tempat tersebut merupakan “benteng terakhir Hamas,”, tempat sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina berlindung dari serangan yang tidak pernah berhenti.

Meski terjadi peningkatan kecaman internasional atas rencana invasi tersebut, perdana menteri pekan lalu mengatakan bahwa tanggal serangan telah ditetapkan.

BACA JUGA: Giovanna Milana Mengisi Outside Hitter Jakarta Pertamina Enduro di Proliga 2024

“Hari ini saya menerima laporan rinci mengenai perundingan di Kairo, kami terus berupaya mencapai tujuan kami, yang pertama dan terpenting adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas,” kata Netanyahu dikutip dari Antara.

“Kemenangan ini memerlukan masuk ke Rafah dan penghapusan batalion teroris di sana. Itu akan terjadi – ada tanggalnya.”

Menurut media penyiaran publik itu, penundaan operasi darat terjadi setelah berkonsultasi dengan aparat keamanan Israel.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan