Jabar Ekspres – Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (material pijar).
Berdasarkan laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam Antara Gunung Semeru kembali erupsi, terjadi dua kali erupsi pada Sabtu, yakni pukul 05.11 dan 06.10 WIB.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 6 April 2024, pukul 06.10 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau sekitar 4.176 mdpl,” katanya di Kabupaten Lumajang.
Gunung Semeru saat masih berstatus siaga atau level III, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menghimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu pihaknya merekomendasikan bahwa masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu erupsi pada pukul 05.11 WIB tercatat tinggi kolom abu vulkanik teramati 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut.
Sedangkan pukul 06.10 WIB erupsi dengan kolom abu vulkanik naik setinggi 500 meter di atas puncak, Liswanto menyebut kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Akibat erupsi Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi guguran lava, awan panas, potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan dan lahar di sepanjang aliran sungai yang airnya berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.