Komunitas ‘Ngulik Benang Cimahi’ Tembus Pasar Internasional dengan Omzet Ratusan Juta

CIMAHI, JABAR EKSPRES – Komunitas bernama ‘Ngulik Benang’ di Kota Cimahi berhasil menembus pasar internasional dengan produk-produk unggulannya, mencatat penjualan yang menghasilkan keuntungan mencapai ratusan juta rupiah.

Sejarah Awal Ngulik Benang Cimahi

Farida (33) mendirikan komunitas “Ngulik Benang Cimahi” pada 2022 untuk memberdayakan ibu-ibu penggemar merajut di Kota Cimahi.

“Tujuan awalnya untuk mendukung para ibu yang gemar merajut, dengan fokus utama memfasilitasi penjualan karya rajutan anggotanya,” kata Farida pada Jabar Ekspres baru-baru ini di Gelar Produk Industri Cimahi.

Farida mengubah hobi merajutnya menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan dengan menciptakan versi terbaru dari karya rajutannya sesuai tren viral terkini.

“Kalau merajut sudah hobby, kalau untuk usaha disebutnya dari hobby menjadi cuan,” kata Farida.

Saat ini, lanjut Farida 40 anggota ‘Ngulik Benang’, di antaranya 10 aktif dalam memasarkan produk di bazar.

“Pasar untuk penjualan benang masih stagnan di pasar konvensional, sementara penjualan online cenderung terfokus pada tas atau aksesoris,” jelasnya.

BACA JUGA: Perkenalkan Produk Lokal Cimahi, Dorong UMKM Membuka Peluang Lebih Luas

Prestasi Ngulik Benang Cimahi

Pengiriman produk tertinggi dilakukan ke Malaysia, dengan Indonesia hampir meraih keseluruhan pasar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi melalui platform daring.

Farida mengungkapkan, pernah mengisi workshop Dekranasda dalam beberapa kegiatan yang berkaitan dengan peringatan Hari Ibu. Kegiatan tersebut melibatkan peserta mayoritasnya adalah ibu-ibu.

“Kami bertindak sebagai pembicara untuk memberikan pengajaran kepada mereka,” ucapnya sembari merajut benang.

Inspirasi Membuat Komunitas

Ditanya inspirasi, Farida mencermati tren viral terkini sebagai inspirasi untuk menciptakan versi yang lebih lanjut.

Kendati demikian, Farida mengaku sempat mengalami kesulitan, karena produksinya 100% handmade, sehingga membutuhkan lebih banyak SDM saat ada pesanan yang banyak.

“Masih banyak juga yang belum menghargai handmade, karena alasannya dari harga,” keluhnya .

‘Mereka melihat harga, kalau handmade tidak selalu ada lagi, karena pasti berbeda setiap produknya,” tambah Founder Ngulik Benang tersebut.

Konsumen mengharapkan kualitas yang tinggi dengan harga yang terjangkau, meskipun mengetahui bahwa produk massal cenderung berbeda jauh dari produk handmade.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan