JABAR EKSPRES – Dua kelompok warga Batak saling serang di Jalan Griliya Pamongkoran, Kelurahan Mekarsari, Kota Banjar, Jawa Barat. Kejadian itu terjadi pada Senin, 4 Maret 2024 sekitar pukul 23.00 WIB.
Dari informasi yang dihimpun, keributan tersebut dipicu karena kekalahan futsal dari salah satu kelompok. Mereka berkelahi satu sama lain bahkan hingga saling lempar batu di tengah Jalan Griliya Pamongkoran. Kejadian tersebut berlangsung beberapa menit hingga akhirnya dibubarkan oleh pihak kepolisian dan warga setempat.
Keributan tersebut disesalkan oleh salah satu warga setempat, Momon. Menurutnya tawuran antar warga Medan itu mengganggu keamanan warga sekitar.
“Itu yang tawuran orang-orang Medan. Kalau mau ribut jangan di sini, karena ini kampung kami selalu aman,” kata Momon, Selasa 5 Maret 2024.
BACA JUGA: Brutal! Kelompok Pemuda Nias Keroyok Warga Bogor Hingga Bonyok
“Warga di sini tidak terima dipakai jadi tempat ribut-ribut, apalagi mereka orang Medan,” lanjutnya.
Terlepas dari pemicunya apa pun, ia meminta tidak terjadi lagi keributan di lingkungannya.
“Katanya sih dari maen futsal, tapi saya gak terlalu tau yang pasti saya gak terima mereka ribut-ribut disini,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan situasi sudah kondusif. Dua kubu yang melakukan tawuran diamankan dan dibawa ke Polres Banjar.
Sementara itu, Babang Dimaz, salah satu warga Medan meminta maaf atas keributan yang terjadi tersebut. Permintaan maaf ia sampaikan di media Facebook.
BACA JUGA: Cinta Segitiga jadi Motif Utama Kasus Pembunuhan Wanita yang Jasadnya Dibuang di Kota Banjar
“Sebelumya saya minta maaf atas kejadian di Sumanding Wetan. Di sini saya mau klarifikasi kejadian yang sebenarnya. Saya pribadi warga suku Batak yang sudah 15 tahun tinggal di Kota Banjar yang indah ini,” tulisnya.
Menurut dia, kejadian tersebut dipicu karena sekelompok pemuda Batak yang arogan dan sering meresahkan kepada suku Batak sendiri mau pun ke warga pribumi. Jadi, pemuda suku Batak yang tidak terima dengan kearoganan pemuda Batak yang sering membuat resah tidak terima dan melakukan perlawanan.
“Kejadian ini murni bukan karna posisi sedang minum minuman keras. Tapi memang sudah jengkel dengan kelakuan pemuda Batak yang sering membuat resah. Saya mewakili masyarakat suku Batak yang ada di Kota Banjar meminta maaf atas keresahan yang telah terjadi. Terutama warga di tempat saya tinggal di Sumanding,” katanya. (CEP)