Tradisi Imlek Memudar di Cimahi, Ini Penyebabnya!

JABAR EKSPRES, CIMAHI – Menjelang perayaan Hari Raya Imlek, umat Tionghoa di Kota Cimahi menghadapi keterbatasan dalam melaksanakan perayaan keagamaan, karena di kota Cimahi tidak tersedia tempat ibadah yang khusus untuk mereka.

Menurut Kasi Budaya Disbudparpora Cimahi, Asep Hendrayana, kegiatan seni dan budaya jarang diadakan dalam rangka perayaan Imlek di tingkat kota serta di kalangan masyarakat Tionghoa di Pacinan atau Gandawijaya.

“Karena mereka kalau pun misalkan mau beribadah di Cimahi tidak ada Kelenteng, maka mereka keluar Cimahi seperti KBB atau ke Bandung,” ucap Asep pada Jabar Ekspres saat ditemui di Kantor Disbudparpora pada, Selasa 6 Februari 2024.

Menurut Asep, perayaan Imlek, seperti lampion dan barongsai, belum pernah diadakan di Cimahi. Namun, terdapat rencana untuk berkolaborasi dengan komunitas Tionghoa di Cimahi dalam perayaan Imlek ke depan.

BACA JUGA : Dinsos KBB Beri Bantuan 10 Ekor Ayam Ternak ke Keluarga Sukiman

“Kalau waktu HUT Cimahi kita undang mereka untuk barongsai nya, tapi kalau untuk di acara keagamaan kita belum pernah kita rayakan,” ujar Asep.

Asep menambahkan, kemungkinan kerjasama dapat terwujud, seperti rencana pemasangan lampion di sepanjang jalan Pacinan. Namun, umumnya setiap toko Cina memiliki lampionnya sendiri.

“Di Pacinan sendiri pun jarang lihat ada perayaan Imlek seperti lampion dan sebagainya,” paparnya.

Mayoritas penduduk Tionghoa di Jalan Pacinan dan Jalan Gandawijaya, Asep menerangkan memiliki sejarah panjang berdagang di daerah ini, membentuk suatu tradisi perdagangan yang telah berlangsung sejak zaman dahulu.

“Tapi karena ini masuk kedalam budaya, mudah-mudahan kedepannya bisa dijadikan pariwisata budaya,” tandasnya.

Saat ditelusuri oleh Jabar Ekspres pada masyarakat Tionghoa di Jalan Pacinan Kota Cimahi, mayoritas dari mereka tidak lagi secara terbuka merayakan perayaan Imlek.

Menurut Chan Juan Fifi (53), seorang penjual toko aneka perabotan, dia sudah jarang merayakan Imlek karena budaya orang tuanya saat masih ada yang lebih mengutamakan perayaan Imlek.

“Orang tua kita dulu masih sering merayakan Imlek seperti kumpul bersama, namun kini telah tiada jadi sudah jarang merayakan,” ucap Fifi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan