Tak Tersentuh, Ruang Kelas SD Negeri Polisi 1 Bogor Masih Dibiarkan Ambruk, Komisi III Meradang

JABAR EKSPRES – Komisi III DPRD Kota Bogor meradang melihat kondisi SD Negeri Polisi 1 Kota Bogor yang tak mendapatkan sentuhan perbaikan pasca ambruk pada Rabu (3/1) lalu.

Perbaikan empat ruang kelas pada sekolah yang berlokasi di wilayah Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah ini tak kunjung terealisasi. Padahal, Wali Kota Bima Arya telah menginstruksikan agar dinas terkait segera memperbaiki ruang kelas tersebut.

Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor, Zenal Abidin mengaku, sempat meninjau langsung sekolah tersebut usai mendapat pengaduan dari orangtua siswa, baik secara langsung maupun aspirasi ke DPRD.

BACA JUGA: DPRD Kota Bogor Awali 2024 dengan Rapat Paripurna Rencana Kerja

Berdasarkan pantauan lapangan, kondisi keempat ruangan kelas yang berada di lantai 2 itu sangat memprihatinkan, sejumlah material atap yang ambruk hingga kini belum dirapihkan. Bahkan, setiap hujan berimbas terjadinya genangan air hingga ke lantai 1.

“Harusnya kondisi seperti ini menjadi perhatian lebih dari dinas terkait. Jangan dibiarkan berlarut-larut karena ini menyangkut dengan pendidikan generasi bangsa,” kata Zenal Abidin kepada wartawan, Kamis, 25 Januari 2024.

Menurutnya, seharusnya perbaikan empat ruang kelas itu bisa dilakukan menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT). Sebab, ambruknya atap empat ruang kelas itu karena faktor bencana alam.

“Harusnya dinas langsung berkoordinasi dan mengeksekusinya menggunakan BTT. Apalagi tahun ini BTT dianggarkan Rp98 miliar,” tegasnya.

Politisi Partai Gerindra itu menekankan, bahwa seharusnya dinas terkait bergerak cepat dan bersinergi dengan OPD lain, agar penghapusan aset dapat segera dilakukan sehingga perbaikan empat ruang kelas itu tidak berlarut-larut.

“Ini kan kondisi mendesak, harusnya penghapusan aset dapat berjalan beriringan dengan revitalisasi,” jelas Zenal.

Kepala Sekolah SDN Polisi I, Tati Sukmawati mengatakan, akibat ambruknya atap empat ruang kelas itu, berdampak terhadap 12 rombongan belajar (rombel) yang diisi oleh 850 murid.

“Ada 12 rombel, jadi kami buat enam rombel pagi, enam rombel siang,” tegasnya.

Selain itu, sambung Tati, pihaknya membuat tiga shift kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dimulai dari pukul 07.00-09.00 WIB, 09.00-12.00 WIB, dan 12.00-14.00 WIB.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan