Penurunan Populasi Cina untuk Kedua Kalinya, Berdampak pada Pertumbuhan Ekonomi

JABAR EKSPRES- Pada tahun 2023, populasi Cina mengalami penurunan untuk kedua kalinya secara berturut-turut, dipicu oleh rendahnya tingkat kelahiran dan meningkatnya kematian setelah pembatasan Covid-19 dicabut.

Biro Statistik Nasional Cina melaporkan bahwa total populasi Cina turun sebesar 2,08 juta orang atau 0,15 persen, menjadi 1,409 miliar orang pada Rabu (17/1/2024). Pada tahun 2022, populasi Cina telah mengalami penurunan sebanyak 850 ribu orang, yang merupakan kejadian pertama sejak Bencana Kelaparan zaman Mao Zedong.

Lonjakan kasus Covid-19 di Cina pada tahun sebelumnya, yang diikuti oleh pembatasan ketat dan kebijakan karantina selama tiga tahun, berdampak signifikan pada angka kematian, yang mencapai 6,6 persen atau 11,1 juta orang, tingkat tertinggi sejak Revolusi Budaya pada 1974.

Angka kelahiran juga mengalami penurunan sebesar 5,7 persen, mencapai 9,02 juta kelahiran, dengan tingkat 6,39 kelahiran per 1.000 orang. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sekitar 6,77 kelahiran per 1.000 orang.

BACA JUGA : Hamas Rilis Dua Sandera yang Tewas Akibat Serangan Israel

Kebijakan satu anak yang diterapkan dari 1980 hingga 2015 dan urbanisasi cepat telah menyebabkan penurunan drastis dalam angka kelahiran selama beberapa dekade di Cina. Faktor lain yang memengaruhi keputusan untuk memiliki anak termasuk tingginya biaya hidup di perkotaan, yang membuat memiliki anak menjadi lebih mahal.

Angka pengangguran yang tinggi pada tahun 2023, yang disertai dengan penurunan gaji dan krisis di sektor properti, telah menurunkan minat anak muda untuk memiliki anak.

Data terbaru mencerminkan kekhawatiran akan potensi pelemahan ekonomi Cina karena kurangnya pekerja dan konsumen, sementara biaya perawatan orang lanjut usia semakin memberatkan pemerintah daerah.

Berdasarkan perhitungan PBB, India melampaui Cina sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia pada tahun lalu. Ahli PBB memperkirakan bahwa dalam jangka panjang, populasi Cina dapat menyusut menjadi 109 juta orang pada tahun 2050, tiga kali lipat lebih rendah dari prediksi sebelumnya pada tahun 2019.

Dengan populasi usia pensiun (60 tahun ke atas) yang diperkirakan akan naik lebih dari 400 juta orang pada tahun 2035, Cina menghadapi tantangan serius terkait dana pensiun dan dukungan sosial.

BACA JUGA : Genosida di Gaza Tak Diketahui Kapan Berakhirnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan