Kota Cimahi Klaim Unggul dalam Pertumbuhan Ekonomi di Bandung Raya

JABAR EKSPRES – Kota Cimahi mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di wilayah Bandung Raya, dengan angka 5,19 persen, sementara Kabupaten Bandung mencapai pertumbuhan terendah sebesar 4,97 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cimahi telah merilis data terkait kondisi makroekonomi. Informasi ini tersedia secara publik melalui situs web resmi BPS Kota Cimahi, sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum.

Fungsi Statistisi Muda BPS Kota Cimahi, Dibya Wiryawan, Industri pengolahan menjadi sektor yang paling berperan dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Cimahi, menyumbang sekitar 45,74 persen dari total PDRB, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor yang menyumbang sekitar 15,48 persen.

“Menurut data dari pengeluaran, terdapat peningkatan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), mencapai 17,34 persen,” ucap Dibya pada awak media saat di kantor BPS Kota Cimahi pada, Rabu 6 Maret 2023.

Dibya mengatakan, pihaknya hanya melakukan pengambilan potret, dan hasil pengambilan potret tersebut diambil oleh Pemerintah Kota sebagai bahan evaluasi dalam perencanaan dan kebijakan, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat ketika terjadi pertumbuhan.

“Di sana bisa lihat per sektor, ekonomi, perikanan, perkebunan hingga jasa,” ungkap Dibya.

Nilai tambah di Kota Cimahi cukup signifikan, terutama jika dianalisis dari perspektif tenaga kerja dan konsumsi. Hal ini, lanjut Dibya tercermin dalam total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencerminkan tingkat konsumsi baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta tujuan utama pembangunan ekonomi daerah.

Kemudian, sambung Dibya diikuti sektor pembentukan modal tetap bruto sebesar 6,42 persen dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 4,69 persen.

Sektor industri menjadi yang paling dominan kemarin dengan kontribusi sebesar 47,86%, sedangkan sektor lainnya menyumbang sebesar 45,74%. Meskipun demikian, sektor industri mengalami penurunan kontribusi.

“Dari LPE, karena terjadu perlambatan di sektor industri, sebesar 0,56% padahal sektor itu cukup dominan,” ucap Dibya.

Menurutnya, Pemerintah Kota harus fokus pada upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan sektor industri, mengakui bahwa meskipun sektor perdagangan memiliki peran yang signifikan, namun industri memiliki peran yang tidak kalah penting.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan