JABAR EKSPRES – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyebut Korea Selatan sebagai “musuh utama kami” dan mengancam akan memusnahkannya jika terprovokasi. Ancaman ini muncul seiring dengan meningkatnya retorika yang menghasut menjelang pemilihan umum di Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Pihak Gedung Putih mengungkapkan bahwa mereka memiliki bukti bahwa Rusia telah menembakkan rudal balistik tambahan ke Ukraina yang diduga disediakan oleh Korea Utara. Sebagai tanggapan, AS, Korea Selatan, dan mitra mereka mengeluarkan pernyataan yang mengutuk Korea Utara dan Rusia karena transfer rudal tersebut.
Para ahli mengatakan bahwa Kim Jong un kemungkinan akan meningkatkan permusuhan dengan melakukan uji coba lebih banyak rudal untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilannya dalam persaingan dengan para lawannya serta mempengaruhi hasil pemilihan parlemen Korea Selatan yang akan diadakan pada bulan April dan pemilihan presiden AS pada bulan November.
Selama kunjungannya ke pabrik-pabrik amunisi, Kim Jong un menyatakan bahwa saatnya telah tiba bagi Korea Selatan untuk didefinisikan sebagai negara yang paling bermusuhan terhadap Korea Utara karena usahanya yang telah berlangsung lama untuk menggulingkan sistem sosialis Korea Utara. Dia juga mengatakan bahwa Korea Utara perlu meningkatkan penangkal perang nuklirnya.
Ancaman Kim terhadap Korea Selatan tidaklah baru, dan para analis berpendapat bahwa Kim mungkin berharap bahwa oposisi liberal di Korea Selatan, yang mengadvokasi rekonsiliasi dengan Korea Utara, akan memenangkan pemilihan umum bulan April ini.
Baca Juga: Geng Bersenjata di Ekuador Serang Stasiun TV saat Siaran Langsung!
Selain itu, Kim Jong Un tampaknya percaya bahwa dia dapat mendapatkan konsesi-konsesi dari AS jika mantan Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih. Kim dan Trump telah bertemu tiga kali dalam upaya diplomasi nuklir berisiko tinggi pada tahun 2018-2019.
Ada kekhawatiran bahwa provokasi dari Korea Utara dapat memicu bentrokan terbatas antara kedua Korea di sepanjang perbatasan mereka yang dipersenjatai.
Pada Jumat lalu, Korea Utara menembakkan peluru artileri di dekat perbatasan laut barat yang disengketakan dengan Korea Selatan, dan Korea Selatan melakukan latihan penembakan di daerah yang sama sebagai respons.
