Diplomasi TNI Sudah Dilaksanakan dari Era Presiden Soekarno

Manfaat dalam negeri yaitu dapat mengkordinasikan perlawanan yang dilakukan dalam melawan penjajah dengan baik, keberadaan negara dan pemerintah dapat dipertahankan, dan persatuan-kesatuan nasional mudah diwadahi.

Manfaat internasional yang didapat yaitu, bahwa disamping diplomasi, kemampuan militer merupakan salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberadaan negara yang merdeka dan berdaulat.

Perlawanan dengan berperang sangat diperlukan apabila diplomasi gagal, dan selanjutnya, peperangan dapat dilakukan menggunakan taktik gerilya.

Perjuangan TNI dalam kurun waktu tahun 1945-1949 nampak adanya interaksi yang baik antara perang dan diplomasi. Juga antara kebijaksanaan dan strategi luar negeri di satu pihak, dengan kebijaksanaan dan strategi militer di pihak lain.

Sebenarnya, TNI tidak berperan secara langsung dalam diplomasi karena tugas utama TNI yaitu menghadapi musuh secara fisik atau berperang, namun dalam hal diplomasi, militer juga sangat mendukung.

Dukungan yang diberikan oleh TNI dalam hal diplomasi antara lain dengan mengikutsertakan utusan-utusan militer sebagai penasihat militer dalam beberapa perundingan. Mulai dari perundingan gencatan senjata hingga Konferensi Meja Bundar.

TNI memiliki tiga dimensi dalam mencapai tujuan strategis yang akan diraih diantaranya dimensi perjuangan, dimensi fisik, dan dimensi politik dan mental-spiritual.

Dimensi fisik dapat terlihat pada saat melawan kolonialisme dan hal ini untuk membuktikan eksistensi TNI, yang juga menunjukkan kepada dunia bahwa keberadaan Indonesia merupakan negara yang merdeka dan berdaulat, serta berdiri sendiri.

Dimensi politik diperlihatkan oleh TNI dengan mendukung penuh diplomasi Indonesia. Meskipun ancaman datang dari pihak Barat dan membutuhkan persenjataan yang banyak, TNI tetap loyal dengan tidak menganjurkan kepada pemerintah Indonesia meminta bantuan dari Uni Soviet.

Sedangkan dimensi mental dan spiritual ditunjukkan bahwa dalam keadaan sulit, TNI masih dapat mempertahankan eksistensinya. Selain itu, TNI juga masih tetap memelihara identitasnya sebagai tentara rakyat, yang memiliki kepercayaan akan kekuatan di dalam mengatasi segala kesulitan.

Pada kurun waktu 1950-1960, TNI memiliki peran dalam melakukan diplomasi. Peran serta TNI dalam diplomasi dalam menjalankan politik luar negeri dapat dilihat dari dua faktor.

Tinggalkan Balasan