Regenerasi. Satu kata ini sebagai pembuka apabila membicarakan masa depan Kampoeng Radjoet Binong Jati di Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal tersebut. Perajin butuh anak-anak muda yang mampu mewarisi kerja-kerja rajut mereka.
Muhamad Nizar, Jabar Ekspres.
Hal demikian diungkapkan oleh Ketua Kampoeng Radjoet, Eka Rahmat Jaya saat ditemui Jabar Ekspres, pada Rabu (3/1) di ruang kerjanya. Dia mengatakan, perlu ada kaderisasi secara matang untuk melanjutkan industri yang telah berjalan tiga generasi ini.
“Perlu ada pencetak kaderisasi. Seperti sepakbola, ada tim U-19. Anak sekolah dan SMK harus diberdayakan. Kalau tidak begitu, banyak yang masih gengsi untuk meneruskan,” kata Eka.
Lantas kaderisasi amat penting supaya laju mesin jait di sentra kain rajut itu dapat terus berjalan. Dirinya memastikan bahwa sejumlah upaya pun dilakoni industri Kampoeng Radjoet. Seperti menyelenggarakan workshop tentang merajut kain yang menyenangkan.
“Selalu ada upaya menghadirkan seperti itu, kayak masuk ke sekolah-sekolah. Kami bikin workshop rajut. Bahwa ‘Oh, rajut itu menyenangkan, lho’. Menenangkan. Ada cuannya juga,” jelasnya.
Itupun, kata Eka, dengan beberapa catatan. Kualitas barang kain rajut diutamakan. Tidak melulu berkaitan dengan kuantiti. Apabila terus memikirkan hal tersebut, lantas kawasan sentra kain rajut tidak akan terlalu berkembang.
“Asalkan menjual harga dengan proporsional. Desain, HAKI, dan kemasan bagus pasti laku. Kita tekankan itu ke teman-teman. Nah anak-anak muda (harusnya) ke situ,” seloroh Eka.
Dirinya menambahkan, anak-anak muda yang berasal dari keluarga perajin kain rajut di Binong Jati, telah diimbau untuk turut mempromosikan hasil kerja bisnis keluarga mereka. Baik itu dengan branding ataupun rebranding supaya lebih menarik.
Termasuk mengoptimalkan fungsi dari media sosial. “Anak muda yang jago bikin konten, tolong kontenkan (kain rajut) bapak-bapak kalian. Bagusin. Naikkan (kualitasnya). Sebenarnya konsumen tidak akan lari,” pungkasnya.