Ubaid bin Umair rahimahullah mengatakan, Awwab adalah ia mengingat akan dosa yang ia lakukan kemudian ia memohon ampun pada Allah atas dosa tersebut.
Sa’id bin Al Musayyib.” rahimahullah berkata, Yang dimaksud awwab adalah orang yang berbuat dosa lalu ia bertaubat, kemudian ia terjerumus lagi dalam dosa, lalu ia bertaubat.
● Sifat Kedua: Hafiizh (selalu memelihara aturan Allah)
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma mengatakan, Ia menjaga amanat yang Allah janjikan untuknya dan ia pun menjalankannya.
Qotadah rahimahullah mengatakan, Ia menjaga kewajiban dan nikmat yang Allah janjikan untuknya.
Baca juga : Nama-nama Surga dan Ciri-ciri Penghuninya, Simak Agar Termotivsi untuk Meraihnya
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, Perlu diketahui nafsu itu ada dua kekuatan yaitu kekuatan offensive (menyerang) dan kekuatan defensive (bertahan). Yang dimaksud dengan awwab adalah kuatnya offensive dengan kembali pada Allah, mengharapkan ridho-Nya dan taat pada-Nya. Sedangkan hafiizh adalah kuatnya defensive yaitu menahan diri dari maksiat dan hal yang terlarang. Jadi hafiizh adalah menahan diri dari larangan Allah, sedangkan awwab adalah menghadap pada Allah dengan melakukan ketaatan pada-Nya.
Sifat ketiga adalah takut pada Allah, dan sifat keempat datang dengan hati yang muniib (bertaubat).