5 Cara Meraih Hidayah dari Allah, Agar Semakin Dekat Menuju Surga

Cermati pula firman Allah subhanahu wa ta’ala tentang ucapan orang yang beriman dari keluarga Fir’aun.

وَقَالَ ٱلَّذِيٓ ءَامَنَ يَٰقَوۡمِ ٱتَّبِعُونِ أَهۡدِكُمۡ سَبِيلَ ٱلرَّشَادِ

Orang yang beriman itu berkata, Wahai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.” (Ghafir: 38)

5. Merenungkan firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut ini.

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69).

Ayat di atas menjelaskan kepada kita beberapa sebab mendapatkan hidayah, di antaranya:

1. Bersungguh-sungguh mengikuti jalan keridhaan Allah.

2. Berjihad fi sabilillah melawan musuh-musuh Allah sesuai dengan ketentuan syariat, mengharapkan keridhaan Allah.

3. Berbuat baik dengan menjalankan perintah Allah.

4. Bersungguh-sungguh menimba ilmu syar’i.

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menjelaskan ayat di atas,

“(Ayat tersebut) juga menunjukkan bahwa orang yang bersemangat dan bersungguh-sungguh menimba ilmu syar’i, dia akan mendapatkan hidayah dan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk menggapai apa yang dicarinya.
Pertolongan ini berbentuk petunjuk-petunjuk Ilahi yang di luar batas kesungguhan seseorang dan kemudahan-kemudahan menggapai ilmu. Sebab, menimba ilmu syar’i termasuk jihad fi sabilillah.
Bahkan, ia adalah salah satu dari dua jenis jihad yang tidak dilakukan melainkan oleh orang-orang khusus, yaitu jihad dengan ucapan dan lisan melawan orang kafir dan munafik, jihad mengajarkan bimbingan agama, dan jihad dengan membantah orang-orang yang menyelisihi kebenaran meskipun dari kalangan muslimin.” (Taisir al-Karim ar-Rahman)

Yang dimaksud dengan orang-orang yang berjihad dalam ayat di atas adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, para sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya.

“Hidayah yang dimaksud dalam ayat ini meliputi hidayah al-irsyad dan hidayah at-taufiq, di dunia dan di akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan