Warga Palestina Diancam Sebagai Simpatisan Teroris Jika Tak Pindah ke Selatan Gaza

JABAR EKSPRES – Militer Israel mengeluarkan peringatan keras kepada warga Palestina yang tinggal di wilayah utara Gaza, dengan ancaman bahwa mereka akan diidentifikasi sebagai simpatisan “organisasi teroris” jika tidak segera pindah ke selatan. Peringatan ini disampaikan melalui selebaran resmi yang berlogo Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sejak Sabtu (21/10), dan juga dikirimkan melalui pesan suara ponsel di seluruh Jalur Gaza.

Dalam pernyataan resmi, militer Israel menegaskan bahwa kehadiran warga di utara Wadi Gaza dianggap berbahaya dan menyebut mereka yang memilih untuk tidak meninggalkan daerah tersebut sebagai “kaki tangan organisasi teroris.” Pasukan Israel, yang konon telah mengerahkan pasukan dan kendaraan lapis baja ke perbatasan dengan Gaza dalam sepekan terakhir, memberikan perintah evakuasi kepada penduduk utara Jalur Gaza.

Baca Juga: Update Terbaru, Israel Mulai Serang Palestina dari Arah Selatan

“Dalam upaya untuk meminimalkan risiko terhadap warga sipil, IDF menginstruksikan penduduk di wilayah tersebut untuk segera mengungsi ke selatan Wadi Gaza,” ungkap pernyataan resmi IDF. Militer juga menegaskan bahwa mereka tidak berniat memandang warga yang belum dievakuasi sebagai anggota teroris dan menyatakan bahwa serangan yang mungkin terjadi bukan ditujukan kepada warga sipil.

Warga Palestina, di pihak lain, menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap peringatan ini, dengan beberapa di antaranya mengaku tidak diinformasikan sebelumnya tentang risiko dicap sebagai simpatisan teroris. Mereka juga menyoroti bahwa perjalanan ke wilayah selatan Gaza dianggap sangat berisiko, terutama karena serangan udara Israel yang telah menyasar wilayah tersebut.

Baca Juga: Lebanon Sebut Tentara Israel Tembak Jurnalis Saat Bentrokan

Sementara Israel bersikeras bahwa langkah-langkah yang diambilnya bertujuan untuk melindungi warga sipil, banyak keluarga Palestina yang telah mengungsi ke selatan Gaza melaporkan kehilangan kerabat akibat serangan udara yang menghantam wilayah tersebut. Spanning the region, tensions remain high as both sides brace for the potential escalation of conflict.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan