Ganjar Pranowo Ada di Video Adzan di Stasiun TV, KPI Kirimkan Surat

JABAR EKSPRES- Kehadiran Ganjar Pranowo dalam video azan di salah satu stasiun televisi swasta telah menarik perhatian Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI menyatakan bahwa stasiun televisi yang menampilkan Bacal Calon Presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, dalam video azan diminta memberikan penjelasan.

Aliyah, seorang Komisioner Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI, mengungkapkan bahwa mereka sedang melakukan evaluasi terhadap video azan yang menampilkan Ganjar Pranowo.

“Kami meminta agar stasiun televisi yang menayangkan video azan tersebut segera memberikan klarifikasi,” ungkap Aliyah.

Aliyah juga menginformasikan bahwa KPI telah mengirimkan surat kepada stasiun televisi tersebut untuk meminta konfirmasi mengenai ketersediaan waktu untuk klarifikasi.

Meskipun surat pemanggilan telah dikirimkan, Aliyah belum dapat memastikan apakah stasiun televisi yang menayangkan video azan Ganjar telah melakukan pelanggaran.

Tayangan azan dengan kehadiran Ganjar Pranowo telah mendapat perhatian dari berbagai pihak dan disambungkan dengan isu politik identitas.

Salah satu yang memberikan komentar terkait video tersebut adalah Rocky Gerung.

Baca juga: Ono Surono Tegaskan Persib Legend Belum Terdaftar Sebagai Relawan Ganjar Pranowo

Rocky menyatakan bahwa video azan yang menampilkan Ganjar Pranowo menunjukkan kurangnya kedalaman ide dari tim kampanye Ganjar.

Rocky juga mengungkapkan bahwa video tersebut mencerminkan adanya agenda dari partai Perindo yang berada dalam koalisi dengan Ganjar.

Baca juga: Menangkan Ganjar Pranowo, PDI Perjuangan Lirik 20 Juta Suara Pemilih di Jabar

Selain itu, Rocky mempertanyakan tujuan dari video tersebut, dan menyatakan bahwa orang mungkin akan menganggapnya sebagai bentuk insider trading.

Menurut Rocky, jika Perindo berusaha untuk menyisipkan kepentingan politik, hal ini dapat diartikan sebagai kurangnya keyakinan diri.

Rocky juga menekankan bahwa video tersebut tampak seperti sebuah rekayasa, yang menurutnya tidak seharusnya terjadi dalam konteks ibadah.

Rocky menegaskan bahwa politik identitas yang digunakan untuk memperoleh suara sebenarnya bertentangan dengan prinsip PDIP yang seharusnya menentang politik identitas.

Rocky mengkritik bahwa upaya ini hanya menunjukkan kurangnya kedalaman pemahaman tim Ganjar dalam mempromosikan calon mereka.

Rocky juga mengingatkan bahwa Islam adalah identitas yang seharusnya tidak dimanipulasi dalam politik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan