Mana yang benar SILATURAHMI atau SILATURAHIM? Ini Penjelasan Lengkapnya

JABAR EKSPRES – Sering mendengar ungkapan “Saya mau ke rumah teman dulu, silaturahmi, supaya panjang umur dan mudah rezeki.” Namun ada juga yang mengucapkan Silaturahim. Lalu mana diantara Silaturahmi atau Silaturahim yang paling benar?.

Sebenarnya tidak ada masalah jika ingin menggunakan salah satu dari dua kalimat tersebut yakni silaturahim atau silaturahmi. Karena ini hanyalah masalah urf/adat berbahasa indonesia.

Dilansir dari unggahan dakwahsunah, Ustadz Raehanul Bahraen menyebutkan kaidah yang berlaku untuk hal ini adalah :

لا مشاحة فى الاصطلاح

Tidak ada perdebatan dalam istilah (jika hakihatnya sama).

Jika dirunut dari sumber asal serapannya kata tersebut yaitu berasal dari bahasa Arab, maka yang lebih tepat adalah “SILATURAHIM”. Karena terdiri dari dua kata yaitu shilah yang berarti menyambung dan Rahim yang berarti kekeluargaan.

Hal ini juga terdapat dalam salah satu hadits berikut,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ

Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya”.

Baca juga : Adab Bersilaturahmi Saat Lebaran

Silaturahmi yang dimaksud hadits diatas adalah keluarga yang bukan sekedar teman.

Keutamaan Silaturahim

Disebutkan dalam hadits banyak keutamaan silaturahmi. Misalnya diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.

Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”.

Maka meninjau dari makna bahasanya, silaturahmi di sini hanya kepada keluarga saja. Keluarga bisa meliputi keluarga inti dan keluarga yang tercakup dan terlibat dalam hal warisan.

Adapun ke rumah teman maka bahasa syariatnya adalah ziyarah. Hanya saja ini tidak lazim dalam bahasa Indonesia, karena kata tersebut lebih identik dengan kata ziarah kubur

Sehingga ungkapan “Saya mau ke rumah teman dulu, silaturahmi, supaya panjang umur dan mudah rezeki.” Ternyata maknanya kurang tepat secara syariat, karena yang dimaksud keutamaan dalam hadits adalah silaturahim ke keluarga bukan ke teman

Baca juga : Terjadi Akulturasi Budaya, Silaturahmi Idul Fitri Era Modern Kikis Nilai Tradisi

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan