JABAR EKSPRES – Umat Islam mengambil bagian dalam sebuah protes yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi Muslim di kota Den Haag, Belanda, di tengah-tengah insiden anti-Muslim di seluruh Eropa.
Para pengunjuk rasa membawa Al-Quran dan berkumpul di Alun-alun Malieveld. Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘Al-Quran membawa cahaya untuk membimbing kita, api tidak dapat membakar matahari’ dan ‘Saya mencintai Al-Quran’ saat mereka berjalan menuju Sirkuit Kedutaan Besar Denmark dan Swedia.
Mereka mengkritik pemerintah yang membiarkan tindakan kebencian terhadap Al-Quran dan meneriakkan “Hentikan pembakaran buku-buku dan kitab suci kami” dan “Malu pada pemerintah Denmark dan Swedia!” Beberapa pengunjuk rasa juga membaca ayat-ayat Al-Quran.
BACA JUGA : Supermodel Bella Hadid Dukung Palestina dari Pernyataan Rasis dan Keji Menteri Keamanan Nasional Israel
Serdar Isik, seorang psikolog, membacakan sebuah pernyataan di depan kedutaan besar Swedia dan menyebut serangan terhadap Al-Quran di Denmark, Swedia dan Belanda sangat menyakitkan bagi umat Islam dan merusak Al-Quran di bawah perlindungan polisi adalah tindakan rasisme. Isik mengkritik keras walikota Den Haag, Jan van Zanen, yang membiarkan penodaan terhadap Al-Quran.
“Kami patah hati karena kaum rasis dan fasis telah dibiarkan secara terang-terangan menghina nilai-nilai lebih dari satu juta Muslim di Belanda,” kata Isik dikutip dari Antara, Minggu (27/8).
Dia mengatakan para pengunjuk rasa menyerukan kepada pemerintah Belanda untuk membuat undang-undang yang menekankan perlindungan terhadap perdamaian beragama dan memastikan koeksistensi kelompok dan individu yang beragama dan tidak beragama.
Serangan terhadap Al-Quran di Swedia, Denmark dan Belanda
Rasmus Paludan, seorang politisi sayap kanan Denmark dan pemimpin partai Stram Kurs (garis keras), melanjutkan provokasinya dengan membakar Alquran di kota Malmö, Norkopin, Jonkoping, dan Stockholm, Swedia, pada hari raya Paskah tahun 2022.
Paludan membakar kitab suci umat Islam di luar kedutaan besar Turki di Stockholm pada 21 Januari dan di Kopenhagen pada 27 Januari. Edwin Wagensveld, pemimpin organisasi anti-Islamis European Patriots Against the Islamization of the West (PEGIDA) di Belanda, merobek Alquran dalam sebuah protes pribadi di Den Haag pada 22 Januari di bawah perlindungan polisi dan pada 13 Februari di kota itu. dari Utrecht.