Manfaatkan Musim Kemarau, Pembenahan Sedimentasi Sungai Jadi Fokus Pemkot Bandung

BANDUNG, JABAR EKSPRES – Momentum pergantian musim penghujan menjadi kemarau dimanfaatkan betul oleh pemerintah kota (Pemkot) Bandung dalam mengatasi permasalahan penumpukan sedimentasi sungai.

Hari ini, Pemkot Bandung menyasar sungai Cikendal yang berlokasi dibelakang SMPN 55, Cigondewah, Kota Bandung. Penumpukan sedimentasi sampah sering menumpuk di daerah tersebut. Hal ini diakibatkan oleh aliran sungai yang menyambung dengan sungai lainnya.

“Sungai Cikendal ini nyambung dari Sungai Cibereum. Ternyata menghasilkan sedimentasi sampah. Kita meresponnya dengan segera angkut sampah yang sudah menjadi sedimentasi. Segera diangkut supaya tidak mencemari sungai,” ujar Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna.

BACA JUGA: Strategi Pemkot Bandung untuk Antisipasi Kebutuhan Air Bersih Selama Musim Kemarau

Dirinya menuturkan, pengerukan dan pembersihan sedimentasi sungai penting untuk dilakukan. Hal tersebut dikarenakan sungai memiliki bagi banyak fungsi masyarakat.

“Ini juga bagian penunjang program Citarum Harum supaya airnya tidak terkontaminasi atau tercemar,” ungkapnya.

Maka dari itu Ema meminta agar OPD kewilayahan bisa mengintruksikan terkait penjagaan pintu air agar tidak turun dan berserakan. Kini, pemerintah tengah fokus mengupayakan terkait pengerukan sedimentasi sungai yang bekerja sama dengan instansi vertikal terkait pengelolaan sampah yang menumpuk.

“Kita kerja sama dengan Sektor 22 Citarum Harum untuk mereduksi atau eliminir (menghilangkan) potensi pencemaran sungai Citerum, karena masih ada orang buang sampah ke sungai,” katanya.

BACA JUGA: Dampak Urbanisasi, Pedesaan Lebih Minim Hujan Dibanding Perkotaan Saat Musim Kemarau

Namun, menurut kepala DSDABM, Didi Ruswandi menuturkan, pengerukan sedimentasi sungai rutin dilakukan selama tiga bulan satu kali bahkan kadang lebih dilakukan.

Masih terbiasanya masyarakat membuang sampah ke sungai menjadi penyebab masih banyaknya tumpukan sampah di sekitar hulu sungai.

“Selama perilaku masih kritis, sedimen akan banyak sampah. Jadi selesainya dengan pembangunan budaya, juga penghijauan di atas (hulu) terus berjalan,” ungkapnya.

Didi mengungkapkan, setiap kali pengerukan, ada sekitar hampir 18 kubik sedimentasi. Untuk itu diperlukan 2-3 truk untuk mengangkutnya. (dam)

BACA JUGA: Pemkot Bandung Imbau Warga untuk Jaga Kesehatan dan Waspada terkait Potensi Bencana di Musim Kemarau

Tinggalkan Balasan