Pria Swiss Berhasil Sembuh dari HIV dengan Terapi Kanker Darah

JABAR EKSPRES – Seorang pria dari Swiss, yang dikenal sebagai Pasien Jenewa, telah menyatakan sembuh dari infeksi HIV dengan cara yang luar biasa. Ia berhasil mencapai kesembuhan secara efektif setelah hampir dua tahun menerima transplantasi sel punca sebagai bagian dari pengobatan kanker darah yang dideritanya.

Sebelumnya, ada lima kasus lain yang berhasil sembuh dari HIV setelah menerima transplantasi sel punca serupa. Namun, kasus Pasien Jenewa ini memiliki keunikan tersendiri.

Pada tahun 2018, ia menjalani terapi pengobatan sel punca sebagai bagian dari pengobatan kanker darah. Menariknya, pasien ini adalah satu-satunya dari kelima kasus sebelumnya yang pendonor sel punca tidak memiliki kelainan genetik langka bernama CCR5.

CCR5 adalah gen yang membuat sel-sel tubuh kebal terhadap virus HIV dan mencegah masuknya virus ke dalam sistem kekebalan seseorang.

Baca Juga: 5 Obat Alami untuk Mengatasi Nyeri Sendi Lutut!

Informasi ini dikutip dari NBC News dan kasus pria ini akan dibahas lebih lanjut dalam acara International AIDS Society Conference on HIV Science di Brisbane, Australia.

Setelah menjalani pengobatan tersebut, Pasien Jenewa berhasil ‘sembuh’ dari HIV. Bahkan, setelah berhenti menggunakan pengobatan antiretroviral yang berfungsi mengurangi jumlah virus dalam darah, virus HIV tidak terdeteksi lagi dalam tubuhnya.

Pria ini telah menggunakan terapi antiretroviral hingga November 2021, dan dokternya memutuskan untuk menghentikan pengobatan setelah transplantasi sel punca dilakukan.

Dalam pernyataannya, dia mengatakan, “Apa yang terjadi pada saya sungguh luar biasa, ajaib.”

Pria yang diberi julukan Pasien Jenewa ini mengambil nama dari kota di Swiss tempat ia menjalani pengobatan. Dia berusia awal 50-an dan sudah didiagnosis mengidap HIV pada tahun 1990. Pengobatan antiretroviral baru dimulai pada tahun 2005.

Pada tahun 2018, dia juga didiagnosis menderita kanker darah langka yang dikenal sebagai tumor myeloid ekstrameduler. Pengobatan yang diterimanya melibatkan radiasi, kemoterapi, dan transplantasi sel punca.

Baca Juga: Manfaat Buah Mangga untuk Kesehatan, Simak di Sini

Kasusnya diamati oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Asier Sáez-Cirión dari Institut Pasteur di Paris, yang bertanggung jawab atas riset tentang reservoir virus dan pengendalian kekebalan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan