Partai Hun Sen Raih Kemenangan Gemilang dalam Pemilu Kamboja

JABAR EKSPRES – Kabar terbaru dari Pemilu Kamboja nih! Partai Rakyat Kamboja (CCP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hun Sen, mengklaim kemenangan telak pada pemilihan umum yang digelar pada Minggu (23/7)

Melansir dari berbagai sumber juru bicara CPP, Sok Eysan, dengan semangatnya mengumumkan bahwa mereka menang telak. Berdasarkan perhitungannya sendiri, partai ini berhasil meraih sekitar 78-80 persen suara. Wow, angka yang nggak main-main!

Di samping itu, CPP berhadapan dengan 17 partai kecil yang dianggap nggak jelas dan tak punya daya tawar. Jelas mereka punya keunggulan!

Ternyata pernyataan dari Eysan ini keluar hanya dua jam setelah pemungutan suara ditutup, ya! Cepat banget memberikan kabar kemenangan.

Baca Juga: Pertemuan Darurat OKI akan Berlangsung Untuk Bahas Kasus Pembakaran Al-Qur’an di Eropa

Sebelumnya, Hun Sen tiba di TPS Phnom Penh pada pukul 07.00 waktu setempat. Mantan Perdana Menteri yang berkuasa sejak 1985 ini datang ke tempat pemungutan suara dengan semangat.

Saat memberikan suara, Hun Sen juga nggak ragu-ragu menyampaikan bahwa mereka telah menjalankan hak dan tanggung jawab sipil untuk memilih partai yang diinginkan untuk memimpin negara. Semangat berdemokrasi!

Kabar menarik lainnya adalah rencana Hun Sen untuk menyerahkan kekuasaan kepada anaknya yang juga berlatar belakang militer, Hun Manet. Wah, apakah ia akan menjadi penerus yang baik?

Hun Manet sendiri tak banyak memberikan komentar saat tiba di TPS. “Tak ada komentar, tak ada komentar. Saya datang untuk memberikan suara,” ujarnya singkat.

Baca Juga: Benarkah ? Elon Musk Akan Merubah Nama dan Logo Twitter

Tapi sepertinya Hun Manet punya peluang besar untuk menjadi perdana menteri, karena kemungkinan besar akan menenangkan kursi di Majelis Nasional dan menerima persetujuan dari raja. Semoga sukses ya!

Pemilu di Kamboja ternyata juga menuai kritik dari beberapa pihak, termasuk Jaringan Asia untuk Pemilihan Bebas dan Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia. Mereka menyebut pemungutan suara ini “sangat memprihatinkan”. Semoga masukan dari kritikus bisa dijadikan pembelajaran untuk lebih baik lagi ke depannya.

Tinggalkan Balasan