Masyarakat Georgia Membubarkan Festival LGBT dan Membakar Bendera serta Atribut

JABAR EKSPRES – Wah, di ibu kota Georgia, Tbilisi, Festival Gay Pride dikacauin sama sekitar 2.000 orang anti-LGBT pada Sabtu, 8 Juli 2023 lalu. Ceritanya, mereka berhasil membubarkan festival itu dan malah bentrok sama polisi, seru banget!

Massa yang nggak setuju sama LGBT itu bahkan sampe merusak segala macem, termasuk bendera pelangi dan plakat festival yang lagi berlangsung. Wah, nggak tanggung-tanggung ya!

Penyelenggara festival pun menuduh pihak berwenang di sana terlibat dalam kejadian ini. Mereka ngomong kalo polisi sengaja bekerja sama sama para pengunjuk rasa buat gangguin festival ini.

Baca Juga: Kepolisian Prancis Tegas Larang Aksi Damai Setelah Peperangan Hebat Merebak Selama Sepekan

Tapi ada juga loh menteri pemerintah yang bilang kalo acara ini emang susah buat dijaga polisi. Soalnya, lokasinya terbuka dan deket sama danau. Jadi, para pengunjuk rasa dengan liciknya berhasil masuk ke area acara.

Beruntungnya, semua peserta dan penyelenggara Pride udah dievakuasi dengan selamat ke tempat yang aman. Nggak ada yang terluka selama kejadian itu dan sekarang polisi lagi berusaha stabilin situasinya.

Si direktur Tbilisi Pride ini sih protes sama kebijakan pihak berwenang soal pengamanan acara Pride. Dia bilang acara ini udah diadain selama dua tahun berturut-turut biar ngurangin risiko protes kekerasan, tapi tetep aja gini.

Dia juga nunjukin kalo kelompok sayap kanan udah secara terang-terangan nghasut kekerasan terhadap aktivis LGBT+ beberapa hari sebelum acara Pride. Tapi polisi dan kementerian dalam negeri nolak buat menyelidiki kasus ini.

Baca Juga: Perang Saudara Sudan Mengganas, Lebih dari 1.000 Orang Mati!

Kalo ditanya pendapatnya, dia malah bilang kalo ini tuh rencana yang udah disiapin sebelumnya antara pemerintah sama kelompok radikal. Mereka mikirnya operasi ini sengaja buat sabotase Georgia supaya nggak masuk ke Uni Eropa, woah!

Nggak cuma itu, Presiden Georgia juga ikut kritik polisi nih. Dia bilang mereka gagal banget dalam tugas mereka buat jamin hak masyarakat buat kumpul dengan aman.

Georgia juga nggak lupain kritikan dari kelompok hak asasi manusia dan Uni Eropa. Mereka anggep Georgia ini lagi bergerak ke arah otoritarianisme, jadi kritis banget nih!

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan