Dalam menyediakan fasilitas kesehatan, Pemkot Bandung memiliki aplikasi bernama Bandung Emergency Application Support (BEAS). Aplikasi ini difungsikan untuk memudahkan warga masyarakat terkait pendeteksian lokasi ambulans terdekat.
“Kita bisa memberikan pelayanan kesehatan berbasis pada aplikasi. Polanya jemput bola karena itu lebih optimal. Sehingga masyarakat yang membutuhkan percepatan layanan bisa kita langsung kunjungi ke lokasi masyarakat,” paparnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Dewi Kaniasari menyebutkan, dengan adanya kolaborasi ini mampu membenahi dua permasalahan sekaligus. Yaitu berkaitan dengan aspek kesehatan, dan diluar kesehatan.
Baca Juga:Inilah Sosok Wali Kota Bandung yang Ideal Menurut Ridwan Kamil!Heroik! PKD Kereta Api Selamatkan Lansia di Bandung
“Seperti Baznas yang memberikan penyaluran daging segar dan budikdamber ke beberapa kepala keluarga. Lions Club juga memberikan kolaborasi berupa makanan penambah gizi untuk mencegah terjadinya stunting,” ujar Dewi.
Sekretaris Bappelitbang Kota Bandung, Agus Hidayat mengungkapkan, komitmen terkait stunting di Kota Bandung ialah pengalokasian anggaran PIPPK minimal 10 persen. Disertai alokasi anggaran 5 persen perangkat daerah yang berkaitan dengan urusan penyakit ini.
“Sehingga angka perubahan kita cukup signifikan. Karena memang dari penganggaran dan komitmen yang cukup kuat dalam kolaborasi pentahelix, semua berperan untuk mencapai tujuan. Bahkan kita sudah mendapatkan Rp1,9 miliar dari CSR,” ungkap Agus.
Terkait peran PIPPK, Lurah Kujangsari, Yunika Wihastini menjelaskan, fungsi pendamping dari TPK ialah untuk mencegah terkait stunting. Pendampingan ini menyasar kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Pihak dari kelurahan yang menjadi pendamping keluarga adalah kader PKK, puskesmas, posyandu, dan pos KB. Tiap RW ada 1 TPK. Mereka tugasnya berkeliling ke rumah untuk pendampingan ke ibu hamil, calon pengantin, bayi datang langsung door to door ke keluarga yang berisiko stunting. Ini juga menjadi efektif karena bisa memacu warga untuk sadar penanganan stunting,” pungkas Yunika. (Mg1)