JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi tengah menyusun langkah strategis untuk mengubah wajah Sungai Cimahi menjadi kawasan ekonomi berbasis wisata.
Tujuan utamanya adalah pemetaan kawasan untuk mendukung konsep pengembangan rekreasi warga dan penataan kawasan sungai yang sudah lama dirancang namun belum terealisasi optimal.
“Kami menyusuri sepanjang Sungai Cimahi-Sungai Ciloa. Selain melakukan pemantauan sepanjang jalur jalan inspeksi sungai, kita juga sedang berpikir memetakan konsep ada tempat rekreasi warga baru,” ujar Adhitia saat ditemui di lokasi, Sabtu (14/6/2025).
Baca Juga:Penjualan Oleh-oleh Haji di Pasar Baru Merosot, Pedagang: Sekarang Orang Lebih Pilih OnlineRumah Dinas Pertama Wali Kota Cimahi Dibangun, Dimulai dari Pemadatan Lahan Rp3,5 Miliar
Hal ini terungkap saat Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, bersama jajarannya melakukan penyusuran aliran Sungai Cimahi hingga Sungai Ciloa.
Penyusuran dimulai dari ruas Jalan Jenderal Amir Machmud hingga ke Plaza Rakyat Pemkot Cimahi. Dalam prosesnya, pihak Pemkot mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur pendukung seperti jalur pedestrian dan jogging track.
Rencana tersebut mencakup jalur lari dari dua sisi sungai, namun Adhitia menyebut terdapat kendala berupa bangunan yang menghalangi jalur tersebut.
“Nanti ada semacam jogging track dari Jalan Amir Machmud dengan akhir di Pemkot Cimahi dari dua sisi. Namun ada jalur terputus karena beberapa bangunan menghalangi dan harus kita bebaskan ke depannya,” jelasnya.
Secara visual dan kondisi ekologis, sungai dinilai masih layak untuk dikembangkan.
“Tidak ada sampah menumpuk, air mengalir dengan baik, material sedimen wajar pasti ada apalagi di area tikungan,” tuturnya.
Menariknya, konsep besar penataan sungai ini bukan hal baru. Adhitia menyebut, gagasan “Waterfront City” sudah pernah disusun sejak tahun 2012.
Baca Juga:Tunggu Evaluasi, BUMD Jabar Berpeluang Lakukan Seleksi Terbuka DireksiSatpol PP KBB Amankan 26 Siswa yang Langgar Jam Malam
Konsep ini menekankan pada penataan bangunan agar tidak membelakangi sungai, melainkan menghadap ke arah aliran air sebagai bentuk pemuliaan terhadap sungai.
“Ternyata konsep waterfront city di Sungai Cimahi sudah dibuat sejak 2012, dimana bangunan di sepanjang sungai ditata dan menghadap ke sungai. Dulu penanggungjawabnya Dinas PUPR, nanti direview lagi apakah masih kompatibel atau perlu ada penyesuaian,” ujarnya.
Adhitia juga menegaskan pentingnya edukasi publik agar masyarakat tak lagi menganggap sungai sebagai tempat buangan.
“Kita perlu mengedukasi masyarakat untuk memuliakan sungai. Karena itu, seluruh bangunan diharapkan bukan membelakangi tapi menghadap ke sungai,” tegasnya.