Drama Pertanggungjawaban Hukum: OceanGate vs. Keluarga Korban Kapal Wisata Selam Titanic

JABAR EKSPRES – Ada kabar duka dari peristiwa kapal selam wisata bangkai Titanic yang menggegerkan. Lima penumpang kapal tersebut dilaporkan meninggal dunia setelah puing-puing kapal selamnya ditemukan pada Kamis (22/6).

Kapal selam itu sebelumnya hilang sejak Minggu (18/6) setelah melakukan penyelaman sekitar 1 jam 45 menit di perairan lepas pantai St John Newfoundland, Kanada.

Kelima penumpang yang meninggal termasuk dua miliarder dari Pakistan dan Inggris, serta CEO OceanGate Expeditions, yang bertanggung jawab atas perjalanan tersebut.

Kejadian ini memunculkan pertanyaan mengenai kemungkinan keluarga korban untuk menggugat OceanGate, terutama mengingat dugaan bahwa penumpang telah menandatangani surat pernyataan melepaskan tuntutan terkait kematian.

Para penumpang, yang membayar sekitar Rp3,7 miliar untuk perjalanan tersebut, diduga telah menandatangani perjanjian yang mengakui risiko kematian. Seorang jurnalis dari CBS News mengungkap bahwa dia juga pernah menandatangani surat serupa saat mencoba naik kapal Titan pada Juli 2022.

Baca Juga: Hilangnya Kapal Selam Titanic Ternyata Sudah Diprediksi ‘The Simpsons’!

Bahkan, pernyataan tentang kematian tersebut disebutkan tiga kali di halaman pertama surat tersebut.

Pernyataan surat persetujuan kematian

Melansir dari Reuters, belum dapat mengonfirmasi secara independen mengenai keberadaan surat pernyataan tersebut, dan OceanGate hingga saat ini belum memberikan tanggapan terkait hal ini.

Ahli hukum menyatakan bahwa surat pernyataan melepaskan tuntutan dapat ditolak oleh hakim jika ada bukti kelalaian atau bahaya besar yang tidak diungkapkan sepenuhnya. Matthew D. Shaffer, seorang pengacara cedera pribadi dan ahli hukum maritim, menjelaskan bahwa jika ada aspek desain atau konstruksi kapal yang disembunyikan dari penumpang atau dioperasikan dengan sengaja meskipun ada informasi bahwa itu tidak sesuai untuk penyelaman, maka validitas perjanjian tersebut akan dipertanyakan.

Namun, OceanGate dapat berpendapat bahwa mereka tidak lengah dan bahwa surat pernyataan tersebut tetap berlaku karena telah secara jelas menggambarkan bahaya yang mungkin terjadi di dalam pipa ledeng di kedalaman laut yang ekstrim, dalam kapal selam seukuran minivan.

Tingkat kelalaian yang potensial dan dampaknya terhadap surat pernyataan ini akan tergantung pada penyebab ledakan kapal, yang saat ini masih dalam penyelidikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan