JABAR EKSPRES – Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung panik saat akan melaksanakan ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Maharatul Kalam, Kamis (22/6).
Bukan karena mata kuliahnya mereka gugup, melainkan karena dosen yang menguji mereka. Diketahui, dosen pengampu di mata kuliah tersebut adalah Syekh yang berasal dari Mesir.
Syekh tersebut bernama Dr. Mohamad Sa’ad Bahauddin. Beliau merupakan dosen tetap di UIN SGD Bandung.
BACA JUGA: Peminat Membludak, KSR PMI UIN Bandung akan Rutinkan Kegiatan Donor Darah
Mereka harus menghadapi ujian lisan mata kuliah tersebut dengan Bahasa Arab karena sang dosen tidak memahami betul Bahasa Indonesia. Sedikit-sedikit, beliau juga melempar pertanyaan dengan Bahasa Inggris.
Tegar Renandra, mahasiswa BSA UIN SGD Bandung menceritakan bagaimana rasanya ujian dengan menggunakan Bahasa Arab.
“Sejujurnya begitu dag dig dug ser karena tidak tahu harus menjawab apa. Beberapa teman yang telah ujian dengan Syekh tersebut terlihat pusing. Tapi, ada juga yang santai,” kata Tegar Renandra saat dihubungi Jabar Ekspres (22/6).
Dia menceritakan, dia mendapatkan soal ujian sesuai dengan materi yang dia kuasai. Dia kasihan dengan teamnnya yang tidak mendapatkan hal seperti dirinya.
BACA JUGA: Keresahan Mahasiwa UIN SGD Bandung Dengan Polisi Tidur, G-nya Bukan Gunung Lagi Tapi Gajlukan
“Setelah ujian, perasaan menjadi lebih tenang dan lega karena apa yang diujiankan sesuai dengan ekspektasi. Beberapa orang bisa memilih judul yg dikuasai. Namun, sebagian lain judulnya ditentukan oleh syekhnya. Dan ada beberapa teman hanya bisa pasrah dengan nilai karena jawaban seadanya,” jelasnya.
Tegar juga memberi kesan bagaimana rasanya belajar dengan syekh tersebut. Menurutnya, Syekh tersebut sangat berkharismatik karena keilmuannya yang begitu tinggi. Hal inilah yang membuat beberapa temannya menjadi gugup. Walaupun begitu, syekh tersebut sangat mudah melemparkan senyum.
“Sangat berkharismatik karena ilmunya sehingga mahasiswa menjadi gugup. Walaupun begitu, beliau sangat mudah tersenyum dan tertawa,” tutup Tegar. (*)
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Pondok Pesantren Yang Terletak Di Sekitar UIN Sunan Gunung Djati Bandung