Bandung Menuju Kota Inklusi

Jabar Ekspres – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung maksimalkan upaya agar masyarakat bisa saling berdampingan, termasuk bagi disabilitas.

Hal itu dilakukan dengan berbagai komunitas disabilitas dan lansia, mengaudit trotoar sembari mengampanyekan trotoar inklusif di sepanjang jalan L.L.R.E. Martadinata.

Salah satu peserta kampanye Aden Achmad, Biro Hukum Advokasi dan Aksesibilitas Perhimpunan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Jabar mengatakan, masyarakat harus berperilaku inklusif agar trotoar digunakan sesuai fungsinya untuk pejalan kaki dan pesepeda.

BACA JUGA: Rayakan Hari Skateboard Sedunia, Skatepark Sempur Bogor Ramai!

“Pejalan kaki ada anak-anak, ibu hamil, lansia, dan termasuk penyandang disabilitas. Kami memerlukan trotoar yang nyaman dan bebas hambatan,” kata Aden, Kamis (22/6).

Kota inklusi adalah kota dimana semua masyarakat mampu hidup bersama-sama dengan aman dan nyaman, serta mempuntai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi penuh dalam dimensi spasial, sosial dan ekonomi tanpa adanya diskriminasi.

Para peserta dibagi dalam dua tim. Tim pertama berjalan dari Taman Pramuka menuju Jalan Banda. Tim kedua berjalan dari Taman Pramuka sampai ke Jalan Ahmad Yani.

Selama audit, Aden menemukan masih banyak PKL yang berdagang di trotoar. Beberapa motor dan mobil pun parkir sembarangan di atas trotoar, sehingga menghalangi para pejalan kaki yang melintas.

“Banyak guiding block yang rusak karena dijadikan parkir liar. Kan sayang ya, satu pihak memperbaiki, di pihak lain malah merusak,” ucap Aden.

“Kita harus ciptakan masyarakat yang inklusif dan harus saling menghormati, menghargai hak-hak orang lain,” lanjutnya.

Menurutnya, pembangunan trotoar inklusif di Kota Bandung sudah ada meski belum sempurna 100 persen. Setiap Jumat, ia juga kerap bersama Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) meninjau trotoar yang perlu diperbaiki.

“Alhamdulillah pembangunan trotoar sudah sangat signifikan. Kami butuh kolaborasi dan integrasi antar OPD,” imbuhnya.

“Ada yang membenahi trotoar, ada yang menertibkan parkir serta PKL agar trotoar ini menjadi jalur yang bebas hambatan bagi para pejalan kaki,” tambah Aden.

Sementara itu, Hani Hadiani, Pengurus dan Pengajar Indonesia Ramah Lansia (IRL) menuturkan, ia bersama 15 orang lansia dari Kecamatan Bandung Wetan ikut mengampanyekan trotoar inklusif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan