Jabar Ekspres – Pakar kesehatan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengingatkan bahwa rabies dapat menginfeksi manusia baik melalui gigitan maupun non gigitan, termasuk luka terbuka.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis, Dr. Novie Homenta Rampengan, SpA(K), DTM&H, MCTM (TP), dalam obrolan virtual di Jakarta, Sabtu (16/6), mengungkapkan Ketika anjing, kucing atau monyet yang terinfeksi virus rabies menggigit seseorang, air liur yang mengandung virus tersebut masuk manusia melalui gigitan. Sedangkan penularan bisa terjadi tanpa gigitan dengan cara jilatan hewan yang terpapar virus terhadap luka terbuka, kata Novie.
“Jadi, kalau kita dijilat oleh anjing yang sakit rabies, apalagi kalau kita ada luka, itu bisa masuk virus rabies,” kata Novie dikutip dari Antara News.
Masa inkubasi virus ini, yaitu antara kontak dengan patogen dan munculnya gejala pertama, adalah dua minggu hingga dua tahun. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengindikasikan bahwa perkembangan rabies dalam tubuh manusia membutuhkan waktu rata-rata 90 hari.
Menurut laporan kesehatan di Amerika Serikat, rabies juga dapat ditularkan melalui transplantasi organ, kata Novie. Akibatnya, penerima organ akhirnya meninggal dunia.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai penyebaran penyakit rabies, mengacu pada masa inkubasi virus dalam tubuh manusia. Begitu masuk ke dalam tubuh manusia, virus mulai berkembang biak di jaringan otot sekitar tempat gigitan, naik ke otak, berkembang biak, lalu menyebar ke seluruh organ tubuh.
Namun, Novie mengatakan tidak semua gigitan anjing berhubungan dengan rabies. Jika anjing menggigit seseorang, pengobatan pertama adalah tetap tenang dan mencuci luka di bawah air mengalir dengan sabun, deterjen atau antiseptik selama 10-15 menit untuk menghilangkan virus.
Kemudian segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit.
BACA JUGA: Kenali Ankylosing Spondylitis Penyakit “Manusia Kayu”
Sebelum mendapatkan vaksin rabies atau serum anti-rabies, kata Novie, harus dilihat dulu kondisi tempat gigitan, apakah terjadi gigitan (berasal dari provokasi atau tidak), luka gigitan (letak, jumlah, kondisi luka) dan status vaksinasi hewan yang menggigit.