Pengamat Politik: ‘Jokowi Effect’ Berpotensi Tentukan Kemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

JABAR EKSPRES – Bakal calon Presiden (Capres) PDIP, Ganjar Pranowo disoroti Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo.

Pengamat politik IPI, Karyono Wibowo menilai bahwa “Jokowi effect” bisa berpotensi dalam menentukan kemenangan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 mendatang.

Sang pengamat politik IPI tersebut menilai bahwa Jokowi Effect menjadi salah satu variabel yang menentukan kemenangan bakal Capres PDIP Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Bantah Isu Kontrak Politik dengan PDIP jika Dirinya Terpilih Jadi Presiden

Bahkan pengamat politik IPI, Karyono Wibowo mempertanyakan pasangan mana yang mampu merebut Jokowi Effect untuk menambah suara dalam Pilpres 2024.

“Pasangan mana yang mampu merebut Jokowi Effect akan berpotensi menambah suara,” kata Karyono Wibowo, dikutip JabarEkspres.com dari Antara News pada Rabu, 14 Juni 2023.

Pengamat politik tersebut kemudian menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki pengaruh yang besar di masyarakat.

Selain itu, lanjutny, Presiden Jokowi masih memegang kekuasaan di Indonesia.

“Sehingga Jokowi Effect menjadi salah satu penentu kemenangan,” lanjutnya.

Tidak hanya itu, ia juga memaparkan bahwa dukungan partai sebagai variabel lain yang dapat menjadi penentu kemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 nanti

Menurut Karyono Wibowo, bakal Capres yang mampu membangun atau menggalang koalisi besar akan berpotensi mendapatkan dukungan suara lebih besar.

Seperti diketahui bahwa Ganjar Prabowo didukung oleh PDIP, Perindo, PPP, dan Partai Hanura.

“Setelah Perindo, PPP, dan Partai Hanura yang sudah menyatakan bergabung dengan koalisi mengusung Ganjar, itu bisa memengaruhi psikologis partai lain ikut bergabung mendukung Ganjar Pranowo,” katanya.

Selain dua variabel itu, ada variabel ketiga penentu kemenangan, yaitu figur bakal Cawapres.

Bakal Cawapres yang tepat akan berpotensi meraup dukungan suara lebih besar.

Penentuan figur bakal Cawapres harus mempertimbangkan keterwakilan daerah atau kesukuan.

“Meski ini tidak diatur dalam regulasi, tetapi realitas politik acap kali akan mempertimbangkan pasangan yang mewakili dari aspek kedaerahan,” lanjutnya.

Variabel terakhir, lanjutnya, adalah soliditas dan efektivitas tim pemenangan.

“Tim pemenangan harus mampu membuat strategi efektif yang dapat meningkatkan dukungan suara,” kata Karyono Wibowo.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan