KPU Resmi Umumkan Hasil Rekapitulasi Suara, Pengamat Sebut Pemilu 2024 Terburuk

JABAR EKSPRES – KPU RI resmi mengumumkan hasil rekapitulasi suara pemilihan presiden (Pilpres) 2024, Rabu (20/3) malam.

Pengamat politik pun turut angkat bicara mengenai hasil pesta demokrasi lima tahun tersebut.

Salah satu yang aktif menyoroti adalah engamat politik LS Vinus, Yusfitriadi.

BACA JUGA: Satu Putaran, KPU Umumkan Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024

Menurutnya, pemilu yang diselenggarakan pada tahun ini merupakan yang terburuk dari tahun sebelumnya.

Yusfitriadi juga menilai bahwa ada tiga sisi buruk yang membedakan pemilu tahun ini dengan pemilu lima tahun kebelakang.

Pertama demi otoritas kekuasaan sehingga lembaga-lembaga hukum pun dipermainkan, Yusfitriadi memaparkan seperti contoh konkrit nya meloloskan Gibran Rakabuming di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Jadi tidak pernah ada sepengetahuan saya pemilu seperti ini,” kata Yusfitriadi kepada media.

BACA JUGA: Bey Machmudin Sambut Baik Jalur Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Semakin Terbuka

Kemudian kedua adalah bangunan politik dinasti ini yang menurutnya tidak pernah terjadi.

“Sekarang Jokowi hampir semua keluarganya itu di distribusikan kepada politik padahal secara proses di politik menurut saya tidak ada track record,” sambungnya.

Semisalnya Bobi Nasution di direkomendasikan menjadi gubernur Sumatra Utara, kemudian istri Kaesang jadi Wali Kota Sleman.

BACA JUGA: KPU Tetapkan Hasil Pilpres 2024, Prabowo-Gibran Resmi Menang

Yus sapaam akrabnya melanjutkan bahwa yang ketiga yakni konspiratif stakeholder pemilu, lembaga penyelenggara pemilu baik dkpp KPU bawaslu itu konspiratif.

“Bayangin Hasyim ketua KPU hari ini sudah mendapatkan 5 kali peringatan keras, artinya apa ga malu pemilu yang mahal, besar, sakral dipimpin oleh orang yang berkali kali melanggar etik dan itu sudah titik nadir titik etika ketua KPU,” tegasnya.

“Bawaslu juga tidak ada berkutik apa apa, DKPP juga memberikan putusan hukum tidak memberikan dampak, ini hanya memperingati keras laju trus ga ada sanksi. itu konspirasi yang terjadi pada pemilu pemilu sebelumnya,” tutupnya.

BACA JUGA: BREAKING NEWS! Aplikasi Smart Wallet Mengundur Jadwal Withdraw

Di tempat yang sama, pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti juga turut menilai hasil yang diumumkan oleh KPU RI.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan