Destinasi Wisata Baru Sumedang Karya Ridwan Kamil akan Dibuka Akhir Juni, Ada Museum hingga Kafe Premium di Sini!

JABAR EKSPRES – Destinasi wisata baru di Sumedang terus bertambah. Kali ini, mahakarya dari Ridwan Kamil berbentuk menara di dekat Bendungan Jatigede. Menara tersebut bernama Menara Kujang Sapasang.

Direncanakan, Menara Kujang Sapasang ini bakal diresmikan pada akhir Juni 2023 ini. Tentunya warga Sumedang dan sekitarnya tidak sabar akan hal ini.

Dony Ahmad Munir selaku Bupati Sumedang mengatakan bahwa di Puncak menara tersebut ada dua kujang yang berukuran raksasa. Kujang tersebut merupakan senjata tradisional khas masyarakat Sunda.

Destinasi wisata baru di Sumedang ini memiliki 3 lantai yang berisikan kafe untuk bersantai. Kafe tersebut menghadap ke arah Bendungan Jatigede sehingga lokasi ini cocok banget untuk menjadi lokasi healing.

BACA JUGA: Deretan Wisata Alam Di Cicalengka, Pesonanya Menghipnotis!

Selain kafe, di sini juga akan ada museum dan ruang galeri seputar Bendungan Jatigede. Setiap lantainya akan berisikan ruang cinderamata dan juga jajanan oleh-oleh khas Sumedang.

“Ada tiga lantai di bawah kujang sapasang. Pertama di tengah-tengah untuk cafe yang premium di sana, lantai 3-nya itu museum atau galeri, yang lantai bawahnya adalah untuk souvenir dan cenderamata. Nanti silakan dikunjungi pada akhir Juni ini soft launching Menara Kujang Sapasang,” kata Dony Ahmad Munir saat meninjau lokasi wisata baru Sumedang itu.

Dalam peninjauan tersebut, sang bupati mengatakan bahwa semua hal di Menara Kujang Sapasang telah hampir selesai. Menara ini pun siap menjadi destinasi wisata baru untuk masyarakat Jawa Barat umumnya, dan masyarakat Sumedang khususnya.

BACA JUGA: Jans Park sebagai Wisata Popular dan Disneyland Pertama yang ada di Jatinangor

Di sisi lain, Nandang Suparman selaku Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumedang mengatakan bahwa akan ada penampilan silat dari 200 pesilat dalam acara soft opening.

200 pesilat ini merupakan pengganti dari gelaran Tari Umbul dikarenakan kekurangan daya tamping lokasi.

“Untuk gelaran Tari Umbul yang melibatkan ribuan penari dari segi tempat tidak memungkinkan, sehingga semua sepakat diganti dengan tampilnya 200 pesilat,” bocornya.

Demi menjaga kelancaran hingga hari H acara, pihaknya terus melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan pihak terkait, yakni Paguyuban Seni dan Budaya Sumedang (PSBS) selaku penanggung jawab lapangan. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan