PENYEBARAN sifilis belakangan ini kembali marak terjadi di wilayah Jawa Barat (Jabar). Data terbaru, kasus penyakit ini menyentuh angka 3.186 kasus pada rentang tahun 2018-2022.
Lantas guna menekan lonjakan kasus, antisipasi sifilis pun digencarkan. Salah satunya di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Hal itu diungkapkan staff program ahli Puskesmas Cileunyi.
Terlebih menurutnya, kasus ini menjangkit warga berusia produktif. “Namun pemeriksaan itu dikhususkan untuk pasien ibu hamil,” katanya saat ditemui Jabarekspres.id, di ruang kerjanya, kemarin.
Puskesmas Cileunyi rutin diadakan pemeriksaan sifilis, HIV, dan HBsAg (Hepatitis B). Tiga diagnosa penyakit ini secara otomatis akan diperiksakan, ketika masyarakat hendak memeriksakan diri ke Puskesmas Cileunyi.
Dia menuturkan, pihaknya pun lakukan pemeriksaan khusus HIV dan sifilis untuk pemangku yayasan dan semacamnya.
Banyak juga masyarakat yang datang ke Puskesmas secara mandiri untuk memeriksakan diri, ketika merasakan gejala Sifilis.
“jika pasien datang sendiri dan mengeluhkan sakitnya, baru kita adakan pemeriksaan,” ucapnya.
Ia menambahkan, tiga bulan terakhir kebelakang, sekitar dua atau tiga orang datang ke Puskesmas Cileunyi untuk memeriksakan diri.
Puskesmas Cileunyi pun sempat melakukan screening beberapa waktu lalu, namun hasilnya masih non reaktif. Sifillis menyerang imun dalam tubuh.
“Ketika imun tubuh kita drop, mungkin bisa saja jadi reaktif,” tambahnya.
Penyuluhan pun kerap dilakukan oleh puskesmas Cileunyi, asalkan pasien bisa terbuka dengan gejala Sifilis yang dialaminya.
Pengobatan sifilis, katanya, bisa dilakukan dengan cara terapi melalui dokter yang akan difasilitasi oleh dinas kesehatan. Pemerintah pun telah mendistribusikan obat sifilis.
“Obatnya sudah ada, jadi kalau ada yang positif setelah kita melakukan pemeriksaan, kita bisa mengajukan obat ke dinas kesehatan,” pungkasnya. (muf)