Badai El Nino, Kota Bandung Terancam Krisis Pasokan Pangan

JABAREKSPRES – Fenomena El Nino mengancam Bandung Raya, dan  khusus Kota Bandung diprediksi menerima dampaknya. Akibatnya, Kota Bandung diprediksi rawan terjadi krisis pangan jika pemandu kebijakan hanya berdiam diri.

Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, sebanyak 96,42 persen pangan dan hasil pertanian di Kota Bandung, merupakan hasil pasokan dari berbagai daerah.

“Kalau secara data, ada 96,42 persen pangan itu datang dari luar. Mulai dari beras, daging sapi, ayam, ikan, telur dan sayuran itu sebagian besar dari luar,” ujar Gin Gin kepada Jabar Ekspres, baru-baru ini.

Meskipun secara garis besar Kota Bandung tidak akan terdampak oleh musim kemarau berkepanjangan, dikarenakan lahan sawah yang semakin terkikis oleh pembangunan.

Namun fenomena ini dikhawatirkan akan berimbas pada wilayah produsen atau distributor, yang nantinya akan berdampak pada distribusi pangan di wilayah Kota Bandung.

“Bandung bergantung pada pertanian dan pangan dari luar. Jadi secara langsung tidak mempengaruhi produksi. Tapi yang kita khawatirkan itu adanya kekurangan pasokan atau distribusi karena dikhawatirkan sumbernya yang terimbas,” katanya.

Dalam hal ini, dirinya mengungkapkan, pihaknya kini sedang mengupayakan melalui kerja sama dengan wilayah-wilayah pemasok pangan di Kota Bandung. Agar nantinya terkait distribusi, bisa terus berjalan normal.

“Jadi kita memastikan dengan para produsen itu melalui kerjasama dengan daerah-daerah produsen, untuk menjaga kestabilan distribusi pasokan ke Kota Bandung,” ungkapnya.

Selain sulitnya menghasilkan pangan, dikarenakan keterbatasan lahan. Gin Gin menjelaskan, hal ini berkenaan dengan belum adanya lembaga khusus yang fokus pada penanganan lumbung pangan di Kota Bandung.

“Kekurangannya Bandung itu belum punya lembaga khusus sebagai lumbung cadangan pangan. Kita punya cadangan pangan tapi hanya sebatas beras saja, di luar beras itu yang kita tidak punya,” jelasnya.

 

Warga Bandung Diminta Jangan Panik Buying

 

Maka dari itu, pihaknya sedang memasifkan kembali terkait program yang sudah berjalan mengenai bercocok tanam secara mandiri. Hal ini agar tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan pangan di pasaran tidak terlalu tinggi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan