Terimbas Sepi Pesanan, Regenerasi Perajin Sepatu Cibaduyut Terancam

Ketika sepatu yang dipesan selesai. Baru lah toko akan membayar lunas kepada Doni.

“Faktornya modal sekarang. Sekarang bukan kemauan aja. dulu mah kan kemauan, etos kerja tinggi, kan bisa jalan,” keluhnya.

“Kalau ke toko kita modal sendiri, serba sendiri, sudah jadi jual ke toko. Otomatis kan toko itu ada yang cash, kontra bond, seminggu sekali bayarnya. Itu reportnya, sekarang kendalanya,” imbunya.

Doni adalah ayah dari 5 anak. Pada waktu Doni masih anak-anak, generasi penerus yang melestarikan pekerjaan perajin sepatu setiap tahunnya akan selalu ada. Sekarang, hal ini tidak berlaku lagi.

Ancaman mengenai kelanjutan generasi perajin sepatu Cibaduyut ini, juga saling berkaitan dengan kondisi ekosistem perajin itu sendiri. Menurut penuturan Doni, kenapa dulu regenerasi perajin sepatu banyak, karena saat itu pekerjaan perajin sepatu terbilang masih sejahtera.

Sementara, kini kondisinya berbeda. Perajin sepatu Cibaduyut jarang mendapati orderan.

“Perajin-perajinnya sekarang kan gak seperti dulu. Sekarang mah, kadang ada kerjaan, kadang enggak. Nah itu kendalanya,” katanya menyayangkan.

“(Dulu) tiap tahun pasti ada (anak-anak) yang bisa bikin sepatu. Kayak saya dulu kelas 4 SD bisa bikin sepatu. Kalau sekarang tiap tahun satu-dua paling juga. Kalau ada yang mau belajar,” lanjutnya.

Doni juga pernah mengalami masa kejayaan sebagai perajin sepatu Cibaduyut. Pada masa itu, Doni memiliki 18 karyawan inti yang dapat memproduksi 100 pasang sepatu dalam sehari.

Sayangnya, sekarang Doni sudah tidak lagi memiliki karyawan. Saat ini hanya ia sendiri, yang hanya bisa memproduksi 10 pasang sepatu dalam sehari. Itu pun, hanya model dengan tingkat kesulitan yang paling mudah.

Pendapatan Doni pada masa gemilangnya, bisa mencapai keuntungan Rp10 juta per bulan. Sekarang, jauh dari itu. Doni hanya memiliki penghasilan per bulan sebagai pengrajin, sejumlah Rp2 juta saja.

“Ya kalau rata-rata Rp500 (ribu) adanya ya tiap minggu. Berarti (sebulan) Rp2 juta, Rp10 juta mah pegang (sebulan) uang dingin,” kenangnya.

Terakhir, Doni berharap pemenrintah dapat memberi perhatian lebih kepada perajin sepatu Cibaduyut.

“Pinginnya minta perhatiannya dari pemerintah. Supaya bangkit lagi lah,” harapnya. (ben)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan