Demi Wujudkan Mimpinya, 80 Anak Penderita Thalassemia di Bogor Dapat Perhatian Khusus

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bekerja sama dengan Yayasan Tandamata untuk Superhero (TUS) berupaya menyemangati para penderita thalassemia untuk mewujudkan mimpinya.

Tercatat, untuk di Kota Bogor sebanyak 80 anak telah dinyatakan menyandang penyakit kelainan darah yang disebabkan minimnya protein dalam darah dan sel darah merah tersebut.

Wali Kota Bogor Bima Arya, berambisi ingin membangkitkan kembali semangat hidup para penderita thalassemia itu tanpa memikirkan status penyakit dan situasi yang tengah dihadapi.

BACA JUGA: Dana Study Tour SMAN 21 Bandung Diduga Dibawa Kabur, ini Respon Pihak Travel

“Karena secara psikis dan mental, mereka ini perlu dukungan dengan mewujudkan mimpi-mimpi mereka,” ungkapnya dikutip Kamis, 25 Mei 2023.

Menurutnya, melalui kolaborasi dengan yayasan yang berfokus dalam memperhatikan para penderita thalassemia itu menjadi satu dorongan untuk menjadi perhatian khusus.

Mimpi Penderita Thalasemia

Belum lama ini, Bima Arya menyempatkan bertemu langsung dengan salah satu penderita thalasemia Arya Tantra Yudha Gustama (16) dan berdiskusi sejumlah hal khususnya terkait mimpi-mimpi Arya.

Dia menyebut, Arya Tantra itu ternyata mempunyai mimpi yang sangat sederhana, yaitu ingin memiliki oven karena suka masak dan bikin kue.

“Kami beri hadiah oven, kemudian karena Arya suka sama chef Arnold, kami sambungkan video call langsung dengan chef Arnold. Chef Arnold memberikan semangat untuk Arya. Itu luar biasa untuk Arya Tantra,” jelasnya.

Momentum itu, kata dia, merupakan bagian dari kolaborasi antara Pemkot Bogor dengan Yayasan TUS, Persatuan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) dan Duta Thalasemia Bogor Yane Ardian.

“Yayasan Tandamata untuk Superhero ini sangat peduli terhadap anak-anak penderita Thalasemia. Ikhtiarnya dengan mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Terima kasih sudah berkontribusi luar biasa,” bangganya.

Pendiri Yayasan TUS, Lala Pradana mengaku, pihaknya fokus untuk mewujudkan mimpi anak-anak yang memiliki penyakit berat dan kurang mampu.

“Jadi, kami lebih memikirkan dari sisi psikis, di mana di dalam menjalankan pengobatan mereka yang begitu panjang kadang kita lupa jika mereka itu punya mimpi, punya harapan. Itulah yang kita gali, kita kolaborasi untuk mewujudkan itu,” sebut Lala.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan