Dugaan Polisi Bunuh Polisi, Kali Ini Bripka AS Diracun Sianida

SULUT – Kematian anggota Satlantas Polres Samosir Bripka Arfan Saragih alias Bripka AS yang terlibat dalam penggelapan pajak kendaraan senilai Rp 2,5 miliar, masih menjadi misteri bagi keluarganya.

Keluarga merasa curiga dengan kematian Bripka AS yang diduga bunuh diri dengan menggunakan racun sianida. Oleh karena kejanggalan yang dirasakan keluarga, mereka akhirnya melaporkan kasus ini ke Polda Sumatera Utara pada hari Jumat (17/3) lalu.

Keluarga menyebut beberapa kejanggalan dalam kasus ini, salah satunya adalah jasad Bripka AS ditemukan oleh polisi saat melakukan penyelidikan kasus narkoba.

Kuasa Hukum istri Bripka AS, Fridolin Siahaan, mengatakan bahwa sebelum ditemukan tewas, Bripka AS telah pergi meninggalkan rumah sejak Jumat (3/2/2023) dan diduga bunuh diri pada hari tersebut.

Namun, keluarga menemukan kejanggalan pertama yaitu lokasi dimana Bripka AS diduga bunuh diri merupakan tempat yang ramai dilalui orang namun tidak ada satupun warga yang melihat jasad Bripka AS di sana hingga akhirnya ditemukan oleh polisi yang tengah menyelidiki kasus narkoba.

“TKP itu kan ruang terbuka, selama 2-4 hari tidak ada menemukan atau melihat sepeda motor maupun jenazah Bripka AS. Sabtu Minggu itu tempat orang foto-foto, tempatnya penatapan gitu,” ujar Fridolin dilansir detikSumut, Minggu 19 Maret 2023

Menurut informasi yang diterima oleh keluarga, jasad Bripka AS ditemukan oleh personel Satuan Narkoba Polres Samosir.

Namun, kematian Bripka AS dianggap mencurigakan karena ia telah membayar separuh dari kerugian yang disebabkannya.

Keluarga mengatakan bahwa AS telah berusaha untuk membayar kembali uang kerugian yang diakibatkannya sekitar Rp750 juta, bahkan dengan menjual aset-asetnya.

Muncul pertanyaan mengapa setelah membayar sebagian besar uang kerugian pajak, Bripka AS justru melakukan bunuh diri.

Jumlah total uang yang dibayar melebihi separuh dari kerugian yang ditimbulkan oleh kelakuannya, yaitu sebesar Rp1,3 miliar, sementara sisanya ditanggung oleh pelaku lainnya.

“Dari hasil yang dia gelapkan itu sudah dikembalikan sekitar Rp 750 juta. Dia sampai jual rumah dan minjam ke bank. Terus kenapa dia (AS) ada upaya untuk bayar, tapi terus dia bunuh diri? Kan aneh,” ujarnya lagi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan