JABAR EKSPRES, BANDUNG – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat (DKPP Jabar) mencatat bahwa sebaran kasus Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit pada hewan ternak berjenis sapi sudah ditemukan di beberapa kabupaten kota.
Kepala bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, Supriyanto mengaku meskipun sudah ditemukan adanya sebaran LSD, namun kasus tersebut belum menunjukkan jumlah yang sangat banyak.
“Saya belum mencatat secara pasti, tapi yang jelas kemarin ada di daerah Purwakarta (kasus LSD) itu 3 dan langsung dipotong oleh peternaknya. Terus kemarin di Pangalengan bulan Desember (2022) 17 ekor dan itu sudah sembuh karena penyembuhan cepat juga 3 – 4 hari sudah selesai,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (14/2).
Supriyanto menambahkan, sebagian besar kasus LSD di Jabar berasal dari sapi-sapi yang didatangkan langsung di luar daerah Jabar.
“Jadi jumlahnya belum banyak, masih pada sapi-sapi yang didatangkan dari luar (Jabar), dan belum menular ke ternak yang ada di lokal kita,” ucapnya
Maka dari itu, sebagai langkah antisipasi Supriyanto meminta kepada seluruh peternakan di Jabar dapat meningkatkan kembali dalam melakukan perawatannya.
“Penyakitnya ini (LSD) menular. Jadi itu menularnya antar sapi lagi tapi tidak semenular seperti PMK (penyakit mulut dan kuku kemarin. Jadi laju penyakitnya tidak secepat PMK,” ungkapnya
“Maka tindakan yang paling sederhana yang bisa dilaksanakan oleh para peternak itu adalah pembersihan kandang dengan frekuensi yang ditingkatkan,” pungkas Supriyanto.
Penyebab LSD atau Lumpy Skin Disease adalah virus yang menyerang hewan ternak khususnya sapi dan kerbau melalui gigitan vector seperti lalat hingga nyamuk. Sehingga dengan gigitan tersebut, tubuh hewan yang terjangkit LSD dapat menyebabkan benjolan.
(San)